Bener Meriah Melawan Zaman

oleh

Oleh : Setiadi Miranda

BENER Meriah, salah satu kabupaten kota yang berada di provinsi Aceh, luas wilayah daerah ini mencakup 1.919,69 KM2.

Potensi sumber daya alam (SDA) yang mencukupi bahkan bisa membuat masyarakat nya hidup mandiri.

Bener Meriah terkenal dengan adat istiadat nya yaitu sederhana dan ramah tamah, letak wilayah geografis yang indah, daerah yang berudara yang sejuk menjadikan ciri khas daerah ini, ditambah dengan kultur budaya yang harmonis dan damai, masyarakat yang mayoritas bersuku Gayo dengan suku pendatang Aceh, Jawa, Padang dan lain-lain.

Sikap penduduk yang ramah tamah sangat dikenal dengan adat istiadat yang melekat di daerah ini, menjadi tolak ukur dari masyarakat tersebut untuk menjalin silaturrahmi antar sesama masyarakat.

Budaya seperti ini sudah sejak dulu kala menjadi bagian yang utama di masyrakat, khususnya masyarakat Bener Meriah, seiring dengan perkembangan zaman, adat istiadat asli setempat sedikit banyaknya sudah bercampur dengan budaya luar baik itu berasal dari penduduk yang nonbiologis bersuku Gayo, dan  yang datang, seiring dengan kemajuan teknologi, tak bisa dipungkiri ini menunjukkan suatu kemajuan pada masyarakat Bener Meriah sendiri.

Tapi di lain sisi perkembangan zamanlah yang menjadikan budaya Gayo berkurang dari nilai-nilai yang sebernarnya begitu juga dengan budaya yang ada di Bener Meriah. Di samping itu pada zaman saat ini budaya barat lebih diminati dari pada budaya asli masyarakat setempat khusus nya budaya Gayo, tapi pertanyaannya akankah budaya kita akan terkikis oleh zaman ?.

Jika menurut pandangan penulis budaya takan mati meski era sudah berganti ada beberapa hal yang perlu di tempuh agar budaya kita tak lekang di makan waktu, salah satu contoh mengadakan seminar kebudayaan untuk melahap habis mengetahui bagaimana kehidupan di jaman nenek moyang kita sebelum nya, kebiasaan apa saja yang mereka lakukan sehingga budaya ini mengalir di dalam darah sehingga menjadi daging bagi kita. Ini akan meningkat kan rasa ingin tau khususnya kaum muda terhadap budaya nya sendiri.

Membuat kurikulum tentang budaya Gayo di setiap Sekolah Dasar (SD) Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA), ini akan mendorong potensi kaum muda untuk lebih menghargai budaya yang sudah menjadi daging di dalam diri kita masing-masing, tentunya tak terlepas dari peran pemerintah daerah dalam mengelola kebijakan tentang adat istiadat Gayo. Memperkenalkan budaya Gayo ke dunia melalui pemerintah daerah maupun mahasiswa yang berpontensi mengembangkan budaya Gayo.

Harapan penulis sekaligus kaum muda adanya peran aktif pemerintah memperdulikan mahasiswa yang peduli terhadap budaya Gayo untuk saling bergandeng tangan mewujudkan impian bersama, jika ini dapat terealisasi maka kaum muda khusus nya akan lebih menghargai apa itu arti dari sejarah, apa itu adat istiadat yang sebenarnya, ini akan mendorong potensi muda untuk lebih mengasah diri untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan langkah terhadap kemajuan budaya sekaligus mampu mempertimbangkan hal-hal yang justru membuat adat istiadat ini hilang.[]

*Sekjend Himpunan Mahasiswa Bener Meriah Sumatera Utara

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.