Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*
Cinta itu indah bagi orang yang sudah menjalin asmara, namun suasana indah itu bisa saja merubah menjadi warna hitam dalam kehidupan. Oleh karena itu bagi yang belum pernah mengurai kisah percintaan jangan coba-coba untuk masuk dalam ranah ini karena jika anda masuk dan terperosok didalamnya maka ketika keluar dari jurang ini tak seindah ketika jatuh cinta. Jadi solusi yang tepat ialah menjalin cinta setelah pernikahan.”
SEBELUMNYA penulis telah mempublish di media ini tentang tema percintaan, beberapa tulisan tersebut dengan judul: 1) Hilang cinta bukan berarti hilang cita-cita. 2) Terlalu Cinta. 3). Goresan pena dalam kesunyian. 4). Tetesan cinta hanya sebatas mimpi. 5). Galau masalah cinta dan cita-cita. Kelima judul ini mempunyai koherensi satu sama lain, kemudian pada tulisan kali ini penulis mencoba menguraikan kembali tentang masalah cinta dalam bingkai yang lebih mendramatisir suasana bagi seseorang yang pernah kehilangan cintanya yaitu dengan mengobati hati yang luka karena cinta dengan sebuah goresan pena.
Orang yang memaknai kekuatan cinta dengan hati kemudian bagaimana jadinya jika cinta itu dikhianati sehingga menyebabkan kekecewaan. Bagi orang yang mengerti akan hakikat cinta, karena cinta itu bukanlah untuk dipermainkan tapi cinta itu suatu anugerah yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya. Maka ketika seseorang kehilangan cinta tersebut dia akan masuk dalam emosi yang ganas dan dahsyat sehingga memerlukan terapi untuk mengobati kekecewaan tersebut, salah satu judul tulisan diatas dengan tema percintaan penulis memberikan contoh dari sebuah novel Tenggelamnya Kapal van Derwijk dan novel Habibie Ainun bahwa kehilangan cinta itu tak membuat seseorang hilang pula dalam kehidupan ini namun dengan hilangnya cinta bisa membuat kita tegar dalam kehidupan ini.
Tapi sebahagian orang ketika kehilangan cinta bahkan cintanya tak kesampaian maka hidupnya juga hilang lantaran cinta, seperti yang ada dalam novel “Musyahid Cinta” kisah ini merupakan kisah nyata; yang mana seorang laki-laki sangat mencintai wanita pujaannya namun cintanya tak disambut oleh wanita tersebut maka yang terjadi justru laki-laki tersebut mati karena cinta.
Hilang cinta bisa saja sebelum jodoh mempertemukan kita pada pasangan yang tepat atau hilang cinta karena pasangan telah meninggal dunia maka emosi serta perasaan yang ada dalam hati begitu sedih karena kehilangan orang yang dicintai. Saat seseorang kehilangan cinta maka perlu ada obat untuk mengobati hati yang luka tersebut, salah satu cara untuk mengobati hati yang luka itu ialah dengan menulis; tulisan adalah terapi diri yang tepat untuk mengobati hati yang luka.
Kenapa harus menulis ?
Maka tulislah apa yang kita alami dan kita rasakan sehingga kita bisa mengobati kekecewaan tersebut dengan menulis. Karena menulis merupakan salah satu terapi untuk menjadikan diri sendiri lebih baik, lebih bijak dan berpikir lebih terbuka. Yang terpenting menulis juga merupakan terapi untuk memperoleh ketenangan. Dan dengan menulis itu jiwa kita akan tenang dengan berbagai macam tulisan, seperti menulis puisi, artikel atau tulisan lain-lain yang menurut kita suka… biasanya dalam kehilangan cinta, orang akan merangkai tulisan menjadi sebuah puisi yang indah, cerpen atau lebih dari itu yaitu novel. Namun puisi lebih banyak ditulis oleh orang saat kehilangan cinta karena puisi itu merupakan emosi yang terukir dalam tulisan.
Oleh karena itu bagi kawan-kawan yang sedang dilanda kegalauan karena kehilangan cinta lebih baik kita mengisi hari-hari kita dengan menulis karena menulis itu salah satu terapi terbaik dalam mengusir kekecewaan dalam hati, keresahan dan kegundahan yang selama ini menyelimuti hati kawan-kawan karena kehilangan cinta. Boleh jadi, penulis juga sekarang ini lagi mengalami yang namanya kehilangan cinta sehingga terapinya adalah menulis, tapi itu kan boleh jadi boleh gak hehe.
Penulis terkenal Gol A Gong yang pernah datang ke Tekengon mengatakan bahwa “Jangan cerita kegalauan kalian disana (facebook), tapi buatlah tulisan yang bermanfaat bagi orang banyak, karena jika kita telah menulis sesuatu yang bermanfaat di media sosial tersebut, maka kita akan punya pembaca yang akan selalu menantikan postingan tulisan-tulisan kita”.
Akhir dari tulisan ini ada sebuah kata-kata yang menarik
“Jangan menyakiti wanita pintar karena ia akan menuliskan kisah cintanya tersebut dalam sebuah novel, lalu novel tersebut menjadi bestseller. (Anonim).
Dan penulis juga membalas anonim tersebut seperti yang ada dibawah ini:
“Jangan menyakiti Laki-laki yang mengerti akan hakikat cinta karena ia akan menuliskan kisah cintanya tersebut dalam relung hati yang paling dalam dan akan tersimpan selamanya dalam hati tersebut”.[]
*Penulis: Kompasianer & Blogger, Mahasiswa Aqidah dan Filsafat Islam.