TAKENGON-LintasGAYO.co : Pernyataan keprihatinan terhadap kondisi situs bersejarah Loyang Mendale Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah mengalir dari berbagai pihak.
Salahsatunya dari seorang guru di MAN 2 Takengon, Ria Ariawati Ib yang sempat membawa siswanya untuk 3 gelombang memperdalam ilmu bahan ajar Biologi, khususnya tentang evolusi.
“Miris dengan kondisi situs berharga yang selayaknya dikondisikan lebih bagus oleh pihak terkait,” ujar Ria disela mendampingi siswanya di Loyang Mendale, Rabu 23 Februari 2017.
Dia mencontohkan pagar pembatas lokasi, harusnya bisa diganti dengan yang lebih baik, bukan sekedar jaring benang yang biasa untuk keramba ikan.
Tujuan pemagaran, menurut dia, agar pengunjung tertib dan tidak memiliki peluang menjamah atau merusak situs karena kondisi saat ini ada beberapa yang telah rusak.
“Jika rusak tentu informasi yang kita dapatkan selaku pengunjung menjadi kurang,” katanya.
Selaku guru, dia juga menyarankan agar di lokasi itu bisa dilengkapi dengan foto original dan informasi lainnya yang di pajang di dinding gua.
“Pengunjung dapat dengan mudah membaca apa sebenarnya yang mereka kunjungi, misalnya informasi umur kerangka, jenis kelamin serta penjelasan artefak dan ekofak yang ditemukan di Loyang tersebut,” ujarnya bernada saran.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Aceh Tengah melalui Sekretarisnya, Uswatuddin, menegaskan pihaknya sangat respon terhadap temuan kehidupan pra sejarah di Gayo tersebut.
Dan pihaknya sedang mempelajari bentuk program apa yang akan dilakukan di lokasi tersebut. Berhubung karena Bidang Kebudayaan baru dipindahkan dibawah Dinas tersebut.
“Kita akan berkoordinasi dengan pihak terkait, karena Loyang Mendale juga ideal sebagai destinasi wisata sejarah,” tandas Uswatuddin. (Kh)
