Gadis Menakjubkan dengan Prestasi Emasnya

oleh

Oleh : Izra Ayu*

Kata demi kata dituturkannya saat kami dari Komunitas Pelajar Penulis Bener Meriah menanyakan tentang dirinya. Sesosok gadis berparas anggun yang tinggal di Kampung Bius, Kecamatan Silihnara, Aceh Tengah.

Dialah, Meta Putri Mustica yang lahir 25 tahun silam tepatnya 23 Oktober 1992. Meta, merupakan atlet Kempo Aceh binaan Perkemi Aceh Tengah yang berhasil meraih medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2016 lalu.

Namanya tak asing lagi bagi kami para pelajar, sering mengupdate informasi lewat LintasGayo.co nama Meta sangat kami kenal, namun belum pernah bertemu.

Kesempatan mewawancarai langsung atlet Gayo ini suatu kebanggaan tersendiri bagi saya dan teman-teman yang berkesempatan bertemu di lokasi penelitian jejak Muyang Urang Gayo di Kawasan Loyang Mendale, Kebayakan, Aceh Tengah, beberapa waktu lalu. Disana ia bekerja sebagai tenaga lokal, pengayak tanah ekskavasi hasil galian yang tengah diteliti oleh Balai Arkeologi (Balar) Sumatera Utara yang diketuai oleh Dr. Ketut Wiradnyana, M. Si tersebut.

Meta Saat Bertanding di PON XIX Jabar. (Foto : Edy Saputra)

Pada kesempatan wawancara itu, Meta mengaku bahwa ia tidak terpikir menjadi seorang atlet. “Saat itu saya baru masuk SMA di SMAN 8 Takengon, ketika itu kami diwajibkan memilih satu kegiatan ekstrakurikuler, dan saya memilih olahraga Kempo,” kenang Meta.

Sejak itulah, dia jatuh cinta pada olahraga bela diri ini. Hingga terus berlatih maksimal. Menurut Meta, kempo merupakan olahraga bela diri yang didalamnya termasuk gerakan keras (pukulan, tendangan) serta gerakan lunak (kuncian, bantingan).

Terus mengasah kemampuanya, Meta menceritakan bahwa dirinya pertama kali ikut dalam sebuah kejuaraan yakni kejuaraan pelajar di Jantho Aceh Besar beberapa tahun silam. “Alhamdulillah saat itu saya juara 2,” kata Meta.

Seakan haus akan kemenangan demi kemenangan, ia pun terus mengasah kemampuannya dengan terus belatih. Puncaknya adalah, saat Meta terpilih menjadi wakil Provinsi Aceh untuk cabang bela diri Kempo bertanding di pentas olahraga terakbar nasional yakni PON.

Seolah tak percaya, Meta bisa melewati pertandingan demi pertandingan hingga akhirnya membawa pulang medali emas dan menyumbangkannya bagi Aceh lewat kelas randori 50 Kg. Atas prestasinya itu, Meta pun diberi bonus 250 juta rupiah oleh Provinsi Aceh.

Meski sudah berprestasi, kami melihat sosok Meta bukanlah orang yang sombong. Justru kami sangat takjub dengan kepribadiannya. Menyandang peraih medali emas PON, tetap saja ia mau bekerja sebagai buruh kasar.

Kita mestinya bangga memiliki potensi yang luar biasa ini. Sukses terus buat kakak kami Meta Putri Mustica.

*Anggota Komunitas Pelajar Penulis Bener Meriah

Editor : Wein Mutuah

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.