Dr Mahmud Ibrahim Ingatkan Kewajiban Pemerintah untuk Radio Rimba Raya

oleh
Tugu Radio Rimba Raya. (foto : Khalis)
Tugu Radio Rimba Raya. (foto : Khalis)

TOKOH multisektoral di Gayo, Dr. H. Mahmud Ibrahim, MA dalam kesempatan membeberkan fakta sejarah perjuangan Radio Rimba Raya (RRR) di peringatan Hari Pers Nasional (HPN) di lokasi tugu RRR, Kamis 9 Februari 2017 mengungkap sejumlah rencana Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh semasa dijabat Prof. Dr. Ibrahim Hasan, MBA.

“Pada tahun 1987, Menteri Koperasi/Kepala Badan Logistik Nasional Bapak Bustanil Arifin, SH bersama Gubernur Kepala Daerah Istimewa Aceh Prof. Dr. Ibrahim Hasan, MBA serta Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah membangun Monumen Radio Rimba Raya,” ungkap Mahmud Ibrahim.

Sejarawan Dr. Mahmud Ibrahim, MA

Direncanakan, di lokasi tersebut lengkap dengan lembaga pendidikan, perpustakaan sejarah dan berbagai fasilitas lainnya.

“Namun belum terlaksana,” kata Mahmud.

Sehubungan dengan rencara dimaksud, dalam catatan Mahmud Ibrahim, hari Sabtu 27 Sya’ban 1418 H/ 27 Desember 1997 diselenggarakan sarasehan di Bale Keurukon (aula) Kantor Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Aceh, oleh 38 anggota panitia yang diketuai oleh Sekretaris Wilayah Daerah Istimewa Aceh Saudara Malik Ridwan, SH.

Kesimpulan sarasehan, sejumlah rencana yang belum terlaksana di lokasi tugu RRR diantaranya :

  1. Monumen Radio Rimba Raya dilengkapi sarana spiritual, monumental dan memorial berupa jalan lingkungan, tempat ibadah, pendidikan, musuum perjuangan, perpustakaan, pemancar radio dan lain-lain.
  2. Diharapkan agar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjadi penanggungjawab pembangunan dimaksud.
  3. Pemerintah Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh dan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah meningkatkan usaha pemeliharaan monumen Radio Rimba Raya.

“Radio Perjuangan Rimba Raya telah membuktikan kepada dunia Daerah Modal Aceh dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Mahmud Ibrahim terbata-bata.

Mahmud Ibrahim sebagai tokoh multisektoral karena sejumlah aktivitasnya dalam pembangunan daerah. Sebagai PNS dia pernah menjabat Sekretaris Daerah, sebagai pendidik dan sebagai salah seorang pejuang pendirian Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih, ulama kharismatik, sejarawan, penulis dan ketua Baitul Mal Aceh Tengah. (Kh)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.