Perkenalkan, Tiga Penyanyi Wanita Pendatang Baru untuk Gayo

oleh
Dari kiri: Rizki Mestiara, Samsinar, Siti Zubaidah
Dari kiri: Rizki Mestiara, Samsinar, Siti Zubaidah

SUDAH menjadi rahasia umum bahwa eksistensi penyanyi perempuan di Gayo baik Aceh Tengah, Gayo Lues dan Bener Meriah masih terbilang jauh dari kata cukup. Jika ditelisik ulang, jumlah penyanyi perempuan di Gayo-pun masih rendah. Padahal, kehadiran perempuan dalam dunia seni musik Gayo dapat membawa karakter tersendiri bagi para penikmatnya.

Penyanyi perempuan juga membawa pengaruh terhadap perkembangan seni musik suatu daerah, begitu juga dengan proses promo daerah. Penyanyi perempuan memiliki peran dalam mengangkat kualitas dan daya tarik bagi identitas seni di daerah itu sendiri.

Khusus di Kabupaten Gayo Lues, jumlah penyanyi perempuan yang muncul ke permukaan panggung profesional seni Gayo masih hitungan jari. Baik yang sudah meluncurkan album atau yang tampil dalam sebuah pagelaran. Malahan, sejumlah penyanyi perempuan di daerah berjuluk Negeri Seribu Bukit ini yang sebelumnya pernah eksis pada tahun 90 an dan di masa milenium kini mulai meredup.

Namun, baru-baru ini masyarakat dikagetkan dengan kehadiran tiga gadis cantik dalam sejumlah acara pentas seni yang digelar di Gayo Lues. Tidak sedikit masyarakat yang mengaku takjub dengan penampilan dan kualitas suaranya. Karena itu, akhirnya mereka mulai dikenal setelah tampil dalam beberapa acara di Gayo Lues. Walaupun memang, sebelumnya ketiga gadis ini sudah cukup dikenal di lingkungan kampungnya karena sering dipercayakan memimpin melantunkan syair-syair saat menari Bines (Tari tradisional Gayo Lues khusus perempuan).

Biasanya, perempuan yang terbiasa bernyanyi sebagai penari bines akan merasa kesulitan saat ia harus menyanyi dalam konsep musik moderen, baik dengan aliran pop, melayu dan lain-lain. Kalaupun mampu, biasanya lebih cocok dengan aliran dangdut. Sebab, antara nada dan irama pada syair-syair bines dengan dangdut sedikit lebih mirip.

Saya sendiri sebelumnya tidak terlalu mengikuti jejak ketiga gadis ini. Namun, semuanya berubah setelah saya menyaksikan penampilan mereka menyanyikan lagu-lagu moderen dan etnik tepatnya di sebuah pentas musik yang digelar oleh Dinas Pariwisata di Blangkejeren beberapa bulan silam. Menurut saya, ketiga gadis ini memiliki suara yang cukup tinggi, merdu dan memiliki karakter yang berbeda pula. Selain itu, pemahaman mereka dalam mengimprov irama lagu yang dinyanyikan juga tergolong baik dengan seumuran mereka.

Meski masih muda, yakni masih duduk di bangku kelas VIII (Kelas 2) SMA, namun kualitas suara mereka bertiga dinilai memiliki potensi yang kuat. Jika dibimbing dan dibina dengan baik, bukan tidak mungkin ketiga penyanyi muda ini akan mampu mencuat di skala daerah yang lebih luas.

Kebetulan pada hari Senin (19 Desember 2016) sore, LintasGayo.co berkesempatan duduk dan berbincang-bincang dengan ketiga gadis ini. Mereka adalah Siti Zubaidah, Rizki Mestiara dan Samsinar.

Pertama bernama Siti Zubaidah merupakan gadis kelahiran Rikit Gaib, 29 April 2000, anak ke 4 dari 6 bersaudara dari pasangan Khalidin, S.Pd dengan Nuraini. Ditanya mengenai dukungan keluarga mengenai hobinya dalam seni, Siti mengaku keluarga mendukung selama ke arah positif,”Orang tua mendukung, asalkan jangan sampai melupakan ibadah 5 waktu,” ungkap Siti.

Kedua, Rizki Mestiara, lahir di Rikit Gaib, 23 Oktober 2000, anak ke 3 dari 4 bersaudara anak dari pasangan Ali Usman dengan Wati. Diantara mereka bertiga, Tiara sapaan akrab gadis berbadan tinggi ini memiliki karakter suara yang sedikit berbeda dari kedua sahabatnya. Tiara memiliki suara yang lebih serak atau berkarakter rock. Selain itu, Tiara dikenal sangat baik dalam melantunkan Pongot (seni tradisional Gayo khusus Perempuan). Tiara pernah terpilih menjadi Juara I terbaik dalam lomba Pongot se-Kabupaten Gayo Lues. Selain hobi dalam tarik suara, Tiara juga mengaku hobi dalam bidang olahraga, seperti bola volly dan
lain-lain.

Ketiga adalah Samsinar, gadis berkulit putih kelahiran 10 April 1999. Anak ke 2 dari 3 bersaudara pasangan Ali Usman dengan Jainab. Samsinar yang mengaku bercita-cita menjadi dokter ini juga memiliki karakter suara yang unik. Dikalangan masyarakat Kecamatan Rikit Gaib, Samsinar memiliki daya tahan bernyanyi yang baik. Teman-temannya mengaku, Samsinar meski harus bernanyi seharian penuh, misalnya saat menari Bines dalam acara Saman Sara Ingi (Pagelaran Saman Semalam Suntuk), kualitas suara Samsinar tetap tidak akan menurun meskin harus memimpin grup Binesnya untuk melantunkan syair-syair mulai malam
hingga pagi,”Mungkin karena sudah terbiasa, jadinya tidak terlalu sulit,” aku Samsinar.

Mereka mengaku, selama ini mereka selalu mendapat dukungan dan bimbingan dari Ahmaddin, S.Pd yang merupakan Guru mereka di sekolah sekaligus Ketua Sanggar Beringin Sejuk Rikit Gaib Gayo Lues tempat mereka belajar seni. Selain Adin (Sapaan akrab Ahmaddin), mereka juga mendapat binaan dan dukungan dari Irwansyah atau Iwan Laskar Gayo pendiri Band Etnik Laskar Gayo.

“Setelah keluarga, mereka adalah Guru yang selalu sabar membimbing kami mewujudkan harapan kami,” ungkap mereka kompak.

Dari kiri: Iwan Laskar Gayo, Rizki Mestiara, Samsinar, Siti Zubaidah, Ahmaddin

Mereka mengaku, saat ini selain disibukkan dengan aktivitas belajar di sekolah dan Sanggar beringin Sejuk serta Sanggar Kerenem Pirak. Selain itu, mereka juga aktif mengikuti undangan dalam sebuah kegiatan atau perlombaan seni. Padahal, kegiatan yang dominan digelar di Blangkejeren baik oleh Pemerintah dan Swasta tidak menyurutkan keinginan mereka untuk terus tampil. Sebab, jarak yang mereka tempuh dari Rikit Gaib ke Blangkejeren cukup jauh, memakan waktu setengah jam dengan waktu tempuh normal menggunakan sepeda motor,”Tidak masalah, yang penting kami bisa tampil,” kata mereka singkat.

“Alhamdulillah sampai sekarang Keluarga selalu mendukung. Kami berharap bisa lebih banyak mengenal seniman-seniman Gayo agar bisa lebih banyak belajar dari mereka,” harap Siti, Samsinar dan Tiara.

Beberapa sumber juga mengungkapkan, bahwa ketiga gadis ini sedang dipersiapkan oleh Dinas Pariwisata Gayo Lues untuk ikut serta dalam garapan album musik dan video yang menyajikan syair-syair lagu Gayo Lues lama bersama sejumlah penyanyi senior lainnya di Gayo Lues. Kemungkinan album tersebut akan meluncur pada tahun 2017 mendatang.

Seperti apakah suara trio gadis asal Rikit Gaib besutan Iwan Laskar Gayo dan Adin ini? Kita tunggu saja ya. (Supri Ariu)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.