Ke Bener Meriah, Ngapain!

oleh
Wings Air dengan latar gunung Bur Ni Telong Bener Meriah. (Foto : Khalisuddin)

Catatan : Sinta Pebriana*

NEGERI  di atas awan siapa yang tidak mengetahui julukan nama itu? Nama kabupaten yang begitu familiar terdengar telinga, terbentang dari ufuk timur hingga ke ufuk barat, salahsatu kabupaten di wilayah tengah Aceh yang terkenal dengan suhu nya yang dingin, pemandangan eksotis membuat mata enggan untuk berkedip.

Ya Bener Meriah, salahsatu kabupaten termuda di Aceh setelah dimekarkan dari kabupaten Aceh Tengah 13 tahun silam. Beribukota Simpang Tiga Redelong yang terbentang seluas tidak 1.919,69 kilometer persegi.

Wings Air dengan latar gunung Bur Ni Telong Bener Meriah. (Foto : Khalisuddin)

Kabupaten ini menyimpan beribu cerita dan pesona, masyarakat nya yang ramah serta bersahaja, sumberdaya alam nya yang tak berbilang menjadi kebanggaan tersendiri di kabupaten bener Meriah ini.

Seperti hal nya racikan kopi, membius lidah teman setia pengusir udara dingin menjadi minuman wajib warganya menyambut fajar dan senja. Sang pencipta telah menganugerahi tanah yang subur di kabupaten ini sehingga cocok untuk ditanami kopi sebagai mata pencaharian utama warganya. Begitu juga dengan hasil tanaman hortikultura serta berbagai jenis sayurannya membuat setiap hari orang hilir mudik keluar masuk Bener Meriah.

Tak kalah dengan kabupaten lain, Bener Meriah juga mempunyai Bandar Udara bernama Rembele (TXE), lapangannya terbentang membelah kaki gunung berapi Bur ni Telong. Dengan pesawat berkapasitas penumpang 72 orang, siapapun dan darimanapun dapat dengan mudah setiap hari datang ke Bener Meriah.

Kopi arabika Gayo. (LGco-Khalis)

Melalui jalan darat juga semakin mudah, akses jalan dari Bireuen sudah mulus, juga dari Lhokseumawe melalui jalan eks. PT. Kertas Kraft Aceh (KKA). Melalui 2 akses jalan ini, kurang dari 2 kali 60 menit kita sudah injakkan kaki di jantung Bener Meriah.

Penyuka kuliner tidak perlu khawatir, banyak cafe-cafe menyediakan aneka masakan dan tentu dengan sajian kopi Arabika yang kesohor terbaik di dunia. Salahsatu pilihannya di Seladang Coffee, menikmati kopi Gayo di tengah kebun kopi di kawasan Jamur Ujung, disisi jalan Takengon-Bireuen.

Selain asupan kopi Gayo atau menu khas Gayo dari Asam Jing hingga aneka Cecah Gayo serta Mie Aceh sebagai penghangat badan, siapa yang ke Bener Meriah jangan lupa mampir ke kolam pemandian air panas, di Simpang Balik atau di Bandar Lampahan, kedua tempat ini berada di lintasan jalan Lintas Gayo, Takengon-Bireuen. Tapi saat tiba di kolam ini jangan langsung nyebur ya!, anggota badan diajak dulu beradaptasi karena airnya lumayan hangat.

Wisatawan di Tensaran Reje Ilang, Timang Gajah Bener Meriah. (LGco_Khalis)

Nah untuk penyuka buah durian, di Bener Meriah juga tersedia lumayan banyak, murah serta tentu khas citarasanya, karena ada kawasan perkebunan durian milik masyarakat terutama di kawasan Kecamatan Timang Gajah dan Pintu Rime Gayo yang berbatas dengan Kabupaten Bireuen. Saat musimnya tentu banyak dijajakan di pinggir jalan Lintas Gayo.

Menikmati durian sambil meresapi indahnya panorama air terjun juga dengan mudah didapatkan di Bener Meriah. Salahsatunya air terjun Reje Ilang (baca : Tensaran Reje Ilang, Keindahan Tersembunyi di Rerimbunan Durian Timang Gajah), lokasinya di kampung Digul, jalan masuknya dari kecamatan Timang Gajah hanya beberapa kilometer dan bisa diakses oleh segala jenis kenderaan.

Satu destinasi minat khusus yang digandrungi anak muda adalah puncak Bur ni Telong, gunung api ikon Bener Meriah. Masuknya dari kampung Baru melalui Bandar Lampahan. Para pendaki wajib melapor kepada petugas yang ditunjuk di kampung ini, sekaligus menitipkan kenderaan. Dalam perjalanan, para pendaki akan disuguhi eksotisnya panorama alam hamparan Bener Meriah, negeri di atas awan. Tapi ingat lho, jangan kotori tempat ini dengan sampah, “sampahmu tanggungjawabmu”, begitu kan?.

Cerita kabupaten gerbang Tanoh Gayo ini memang tidak habis-habisnya, belum lagi dalam sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI dari serangan Belanda di tahun 1949. Indonesia masih ada diserukan dari bumi Bener Meriah, tepatnya dari pemancar Radio Rimba Raya di Ronga-Ronga, ada tugunya, berdiri gagah dengan taman luas menyenangkan melepas penat dalam perjalanan melintas dari Bireuen dan sebaliknya dari Takengon. Moga pembaca sudah menonton film dokumenternya karya Ikmal Gopi yang kesohor.

Destinasi wisata sejarah lainnya, di Kecamatan Timang Gajah tepatnya di kampung Tunyang dimakamkan tokoh perempuan Gayo berjuluk Datu Beru. Nama aslinya Qurrata ‘Aini, pernah sebagai wakil rakyat Kerajaan Linge dalam majlis Sulthan Aceh Alaidin Ri’ajah Sjah Al-Kahar. Kini, nama Datu Beru diabadikan menjadi nama Rumah Sakit Umum di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah.

Tulisan ini hanya sekelumit pengunggah keinginan pembaca agar datang ke Bener Meriah, boleh berbisnis, minum kopi dan tentu juga berwisata. Masih sangat banyak alasan anda datang ke negeri kami, Bener Meriah.[]

*Siswi SMAN 1 Timang Gajah alumni pelatihan jurnalistik kerjasama Dinas Pendidikan Aceh dan PWI Aceh-PWI Bener Meriah 2016.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.