Takengon-LintasGayo.co: Forum Penyelamatan Danau Lut Tawar (FPDLT) harus segera berubah menjadi lembaga yang bisa langsung aksi, bukan hanya sekedar ngobrol-ngobrol saja.
Hal ini dikatakan oleh tokoh masyarakat Aceh Tengah, Muhammad Syukri dalam pertemuan tidak resmi salah seorang pendiri FPDLT, Djumhur Abubakar serta Sekretaris Jenderal FPDLT, Khalisuddin di Takengon, Sabtu 10 Desember 2016.
“Forum itu identik sebagai tempat ngobrol-ngobrol, yang melaksanakannya hasil obrolan itu siapa?”, kata pria yang akrab dipanggil pak Syukri ini.
Menurutnya, ruang lingkup forum dalam upaya penyelamatan Danau Lut Tawar itu kecil, hanya dalam kapasitas berbicara tapi tidak untuk aksi nyata, untuk itu perlu memikirkan bentuk lembaga yang bisa langsung aksi dalam upaya penyelamatan danau.
“Bentuk kelembagaan itu penting, bisa seperti yayasan atau lembaga apa yang cocok yang bisa langsung bekerja, yang memiliki badan hukum diakui negara,” katanya.
Yang terpenting, katanya lagi, dalam melakukan sesuatu itu jangan sampai menimbulkan persoalan, bisa bekerja secara efektif dan efesien dengan tidak menimbulkan masalah.
“Saya kira FPDLT menjadi yayasan sangat ideal untuk melakukan misi penyelamatan DLT serta mengeliminir munculnya persoalan hukum,” demikian Muhammad Syukri.
(Feri Yanto)
