Pesantren Nurul Islam Blang Rakal Kini Miliki Mini Market Sendiri

oleh

Oleh : Fathan Muhammad Taufiq*

Mini Market Pesantren Nurul Islam

Untuk menjaga keamanan dan keselamatan para santri, pihak pengelola Pesantren Terpadu Nurul Islam, Blang Rakal, Pintu Rime Gayo, Bener Meriah, memang menerapkan peraturan yang sangat ketat. Selain para santri harus tinggal di asrama dan mematuhi segala ketentuan yang berlaku di asrama, mereka juga tidak diperbolehkan keluar dari komplek pesantren tanpa izin dan tujuan yang jelas. Pengaturan seperti itu bukan utung mengekang para santri, tapi lebih untuk mem”protect” keselamatan para santri itu sendiri serta mendidik mereka agar mampu menegakkan disiplin serta mematuhi peraturan. Sebuah proses pendidikan dan pembelajaran yang sangat bagus tentunya, karena akan bermanfaat bagi para santri kelak ketika mereka sudah meyelesaikan pendidikan mereka di pesantren dan kembali kepada masyarakat.

Namun ada kalanya santri juga membutuhkan berbagai keperluan dan kebutuhan sehari-hari yang memaksa mereka untuk keluar komplek pesantren untuk membeli kebutuhan tersebut. Untuk mendapatkan keperluan sekolah seperti buku, pulpen, pensil dan sebagainya, terpaksa mereka harus ke “kedai” atau toko yang ada di kampung Blang Rakal yang jaraknya sekitar satu kilometer dari komplek pesantren, begitu juga ketika mereka butuh sabun, odol atau kebutuhan seharihari mereka. Pengeola pesantren sebenarnya cukup memberi kelonggaran kepada para santri yang memang benar-benar ingin mencari keperluan mereka, tapi karena jaraknya lumayan jauh, mereka terpaksa harus “berpacu” dengan jadwal belajar yang cukup padat, karena mereka harus sudah kembali sebelum masuk waktu belajar berikutnya. Selain melelahkan, mengijinkan mereka keluar komplek pesantren juga rentan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan atau hal-hal lain yang tidak diinginkan, karena mereka harus melintasi jalanan ramai yang merupakan lintasan utama jalan nasional yang ada wilayah tersebut.

Sebenarnya pihak pesantren sudah mengantisipasi kondisi tersebut dengan mendirikan koperasi pesantren, namun karena berbagai keterbatasan, termasuk modal, tidak semua kebutuhan santri bisa dipenuhi oleh koperasi tersebut. Apalagi setelah kejadian kebakaran yang menghanguskan beberapa bangunan pesantren beberapa tahun lalu, banyak asset koperasi yang juga ikut terbakar, sehingga kegiatan koperasi dalam beberapa tahun terkahir menjadi vakum.

Kondisi seperti ini yang kemudian menjadi bahan pemikiran bagi pengelola pesantren untuk bisa menyediakan berbagai kebutuhan santri tanpa harus keluar dari komplek pesantren. Hal tersebut kemudian diungkapkan oleh pimpinan pesantren, Ustadz Adma Soepandi, S Pd dan beberapa pengasuh pesantren seperti Ustadz Jured, Ustadz Wahid Purnomo dan Ustadz Riadiansyah atau yang akab dipanggil Ustadz Rian kepada Pimpinan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Insani (YPSDI), Riswan Sentosa, SE. Gayung pun bersambut, Riswan yang merupakan putra pendiri pesantren H. Wahab Rahmatsyah, menyambut baik usulan itu sekaligus membantu modal awal untuk merealisasikan gagasan tersebut.

Tidak butuh waktu lama, karena lokasi untuk merealisasikan rencana tersebut memang sudah tersedia. Dengan memanfaatkan bangunan baru hasil renovasi pada lokasi bekas kebakaran, mulai tahun ajaran 2016/2017 ini, Pesantren Terpadu Nurul Islam resmi memilki sebuah mini market yang cukup lengkap menyediakan berbagai kebutuhan para santri. Mini market yang kemudian diberi nama “Nuris Market” tersebut telah diresmikan pengoperasiannya oleh pendiri pesantren, H Wahab Rahmatsyah beberapa bulan yang lalu. Dengan berdirinya Nuris Market ini, para santri tidak perlu lagi keluar dari komplek pesantren untuk mendapatkan berbagai keperluan harian mereka. Harga yang dipatok dalam mini market ini juga tidak berbeda dengan harga toko di luar pesantren.

Kehadiran mini market ini tentu saja disambut gembira oleh para santri, karena mereka sekarang menjadi mudah untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Begitu juga dengan para orang tua atau wali santri yang menyekolahkan putra putrid mereka di pesantren ini, mereka merasa lega karena semua kebutuhan anak-nak mereka sudah disediakan oleh mini market ini. Seperti yang diungkapkan oleh Aman Ikhsan, wali santri yang berasal dari Pantan Nangka, Isaq, ketika penulis jumpai beberapa hari yang lalu,

“Alhamdulillah pak, keberadaan Nuris Market ini sangat membantu kami para orang tua santri, rumah kami kan jauh dari sini pak dan tidak setiap saat kami bisa menengok anak kami, untuk mengirim kebutuhan mereka juga kadang-kadang terkendala transportasi, sekarang kami tidak khawatir lagi karena kalau anak-anak perlu apa-apa, semua sudah tersedia di market ini,” ungkapnya.

Hal senada juga diangkapkan oleh wali santri lainnya, Zulfan yang beralamat di Blang Kolak II Takengon, dia juga merasa terbantu dengan adanya mini market ini.

“Kadang-kadang anak saya mendadak menelpon butuh ini dan itu, kalau sedang tidak ada kesibukan, mungkin saya atau istri saya bisa langsung mengirimnya lewat L300, tapi kami kan juga punya kesibukan bekerja, makanya kadang-kadang kami tidak sempat mengirimkannya, syukurlah sudah ada mini market ini, kami tidak perlu repot-repot lagi dan yang jelas bisa menghemat, karena kami tidak perlu mengeluarkan ongkos kirim” kata Zulfan.

Belum genap setahun mini market ini berdiri, namun sudah menunjukkan perkembangan yang sangat bagus. Dari hari ke hari, barang-barang kebutuhan santri yang dijual di mini market ini semakin beragam dan lengkap. Tidak terbatas pada kebutuhan sekolah dan kebutuhan harian santri seperti buku, pulpen, kertas, map, makanan dan minuman ringan, sabun mandi, pasta gigi, handuk dan lain-lainnya, tapi berbagai kebutuhan untuk kegiatan olaha raga, seni dan Pramuka, juga sudah mulai tersedia disini.

“Tujuan pendirian Nuris Market ini memang untuk memberi kemudahan bagi para santri dan juga para orang tua atau wali santri, Alhamduillah perkembangannya sampai saat ini cukup bagus, mudah-mudahan kedepan akan semakin besar dan semua kebutuhan santri dapat dipenuhi melalui mini market ini,” ungkap Ustadz Rian yang dipercayakan sebagai salah seorang pengelola Nuris Market, namun meskipun nantinya mini market ini nantinya sudah berkembang, keberadaannya tetap hanya diperuntukkan bagi para santri dan para wali santri saja, tidak dibuka untuk umum, karena kalau dibuka untuk umum dikhawatirkan akan mengganggu kenyamanan dan ketertiban di lingkungan pesantren.

“Di pesantren ini ada sekitar 600an santri dan pada hari Jum’at yang menjadi hari libur di pesantren ini, banyak orang tua atau wali santri yang menjenguk anak mereka kesini, ini sudah lebih dari cukup untuk terus menghidupkan mini market ini, jadi kami tidak membuka toko ini untuk masyarakat umum, karena kami juga harus tetap menjaga kenyamanan dan ketertiban di lingkungan pesantren,” pungkas Rian.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.