Menakar Peran Pengguna Medsos Terhadap Keberlangsungan Hutan Leuser

oleh

picsart_12-03-08-11-39Blangkejeren-LintasGayo.co: USAID Lestari yang bergerak dalam hal lingkungan kembali menggelar diskusi ringan bersama sejumlah blogger. Kali ini kegiatan tersebut di gelar di salah satu warkop arabika di Blower, Blangkejeren, Gayo Lues pada Sabtu (3/12/2016) sore.

Salah satu blogger asal Banda Aceh yakni Yudi Randa yang hadir pada kegiatan tersebut menjelaskan, diskusi digelar sebagai upaya Lestari dalam mensosialisasikan tentang pentingnya peran media sosial untuk membahas mengenai konservasi khususnya tentang Leuser.

“Seperti yang kita ketahui, manusia memiliki ketergantungan dengan alam. Khususnya Leuser, tidak sedikit manusia di bumi ini yang beketergantungan dengan Leuser. Oleh karena itu, peran blogger untuk memprovokasi masyarakat untuk memahami konservasi sangatlah penting,” jelas Yudi.

Secara sederhana, dikutip dari wikipedia, konservasi adalah pelestarian atau perlindungan. Secara harfiah, konservasi berasal dari bahasa Inggris yakni Conservation yang artinya pelestarian atau perlindungan.

Yudi mengakui, untuk provinsi Aceh sendiri, kepekaan para pengguna media sosial mengenai konservasi masih sangat rendah. Akhirnya, tidak bisa dipungkiri banyak masyarakat yang tidak mengenal Leuser sama sekali.

“Jangan heran jika banyak dari kita di Aceh yang bahkan tidak mengenali Leuser. Selama ini Leuser hanya dikenal sebagai hutan biasa, banyak yang tidak sadar bahwa hidup kita banyak bergantung dari sana,” terang Yudi.

Lanjutnya, hal tersebut dapat membawa dampak negatif untuk masa depan. Dengan minimnya pengetahuan tentang pentingnya membahas isu konservasi Leuser, dapat membawa ancaman bagi keberlangsungan hutan. Rusaknya hutan, jelas akan membawa dampak buruk bagi manusia yang berada di sekitarnya termasuk wilayah Aceh.

Sementara itu, di tempat yang sama, Cut Meurah Intan menjelaskan, Lestari menggelar diskusi tersebut di beberapa daerah di Aceh. Gayo Lues, Aceh Tenggara, Banda Aceh dan di targetkan akan turut menggelar di sejumlah daerah lainnya di Aceh.

“Kita semua wajib untuk memikirkan hal ini (konservasi). Selama ini isu konservasi terkesan tidak menarik bagi kalangan muda di Aceh yang dominan juga aktif menggunakan media sosial baik facebook, twitter, instagram, blog, dan lain-lain,” terang Cut embari menambahkan bahwa diharapkan diskusi tersebut dapat menjadi perangsang bagi para pengguna media sosial di Aceh.

“Khusus Gayo Lues, kita sangat berharap teman-teman pengguna media sosial lebih aktif mengkampanyekan isu mengenai pentingnya menjaga hutan (konservasi), begitu juga dengan seni dan budayanya. Sebab Gayo Lues memiliki banyak alasan (potensi) yang rentan disalahgunakan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,” pungkas Cut. (Supri Ariu)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.