Sekolahku Diimpikan Tapi Kuabaikan

oleh

rps20161128_094447_070

Oleh Ilham Pane*

SIAPA yang tidak kenal dengan sekolah ini, orang yang pernah mengunjungi Bener Meriah pasti pernah mendengar namanya. Ya, SMA Negeri 1 Bukit.

Sekolah ini terkenal bukan hanya karena prestasinya, bukan juga karena jumlah siswa-siswinya, bukan semata-mata karena kehandalan guru-gurunya. Terkenal karena sekolah ini adalah SMA tertua di Bener Meriah.

Sekolah yang sering di sebut sebagai SMA Uyem (pinus) ini berdiri pada tanggal 9 Maret 1977 berlokasi di Simpang Tiga Redelong, kemudian pindah ke kampung Hakim Tungul Naru pada tahun 1980. SMA 1 Bukit dinegerikan pada tanggal 9 Januari 1982, dengan NPSN 10105183.

Sukardi S, Pd adalah kepala sekolah SMAN 1 Bukit saat ini yang dinilai berhasil membawa perkembangan luar biasa pesatnya. Banyak sarana prasarana yang dibangun. Panggung untuk acara pagi, aula, 3 kantin, LAB band dan menyediakan fasilitas alat musik seperti guitar listrik, guitar bass, drum dan alat musik lainnya.

rps20161128_094724_415

Saat pagi hari siswa-siswi memiliki kegiatan yang berbeda setiap harinya, dimulai dengan hari senin upacara bendera, selasa pembacaan Asmaulhusna, rabu pembacaan surat-surat pendek, kamis bakat seni, jum’at pembacaan Yasin, sabtu senam pagi dan akan dialih fungsikan menjadi baca senyap pada hari sabtu. Pukul 08.00-14.50 siswa dan siswi belajar seperti sekolah lainnya.

rps20161128_095231_514

Siang hari siswa-siswi melanjutkan dengan kegiatan extrakulikuler yang hanya dilakukan oleh kelas X dan kelas XI sedangkan kelas XII melanjutkan dengan kegiatan pengayaan sore. Kegiatan ini hanya diadakan pada hari senin-kamis.

Kegiatan extrakulikulernya seperti pramuka, jurnalistik, disain poster, voli, band, marcingband dan masih banyak lagi. Sayangnya masih ada siswa-siswi SMA ini yang jarang hadir saat extrakulikuler, padahal fasilitas sudah memadai, belum tentu sekolah lain memiliki fasilitas tersebut. Seharusnya fasilitas yang sudah disediakan dapat dipergunakan dan dimanfaatkan untuk mengasah kemampuan, membangun karakter dan tentunya juga membanggakan sekolah.

rps20161128_100311_899Awalnya saya tidak mau masuk ke SMA ini tetapi karena di paksa orang tua, saya ikut tes masuk sekolah. Setelah dinyatakan lulus saya berniat pindah ke SMK Medan sekolah yang sangat saya impikan. Saya memaksa orang tua saya untuk dipindahkan ke sekolah tersebut, mereka akhirnya setuju tetapi dengan syarat saya harus sekolah di SMA Negeri 1 Bukit dalam beberapa hari.

Saat bulan Ramadhan setelah tes masuk, saya mengikuti MOS (Masa Orientasi Sekolah). Saat itu saya sangat pendiam, tidak banyak berbicara dan berbicara hanya jika ada yang mengajak berbicara. MOS di bagi menjadi beberapa kelompok, dan saya ditempatkan di salah satu kelompok. Di kelompok saya ada 2 kakak pembina, 1 laki-laki 1 perempuan. Saat memperkenalkan diri saya memberanikan diri untuk membuat sedikit lelucon “aku tinggal di dekat jalan 2 jalur, aku suka bermain game dan aku juga suka dengan kakak yang duduk disebelah sana,” setelah itu pendiam saya sedikit memudar.

Setelah saya yang maju memperkenalkan diri ada sesosok bidadari yang memperkenalkan dirinya. Dia sangat cerdas, kakak pembina lain, membuat yel-yel untuk kelompok yang dibina, tetapi kelompok kami dialah yang membuat yel-yel, karena kakak pembina kami belum pernah membuat yel-yel satu kali pun. Itulah yang membuat saya terkagum dengan sosok bidadari ini selain wajahnya yang manis, semanis gula darah, dan membuat diabetes, saya juga sangat suka saat dia tertawa. Dan saya ingin melihatnya setiap hari.

rps20161128_095102_315

Hal itu membuat saya berubah pikiran untuk pindah ke SMK Medan. Karena seorang gadis saya tetap ingin sekolah di SMA ini. Setelah MOS kelas di bagi, saya tidak satu kelas bersamanya dan kelas kami sangat jauh dan membuat saya jarang melihatnya. Dan saya memfokuskan diri untuk belajar saat kelas X. Naik kelas XI saya memilih jurusan se-jurusan dengan gadis itu akan tetapi lagi-lagi kelas kami berbeda, beruntungnya kelas kami berdekatan.

Embun embun pagi menyelimuti SMA Negeri 1 Bukit, udara pagi yang sejuk membuat hati siswa-siswi menjadi tenang, angin pagi membuat daun-daun berjatuhan. Saya menatap seorang gadis itu saat berdiri di depan pintu kelas. Dia telah membuat saya tetap disini menyongsong masa depan bersama.[]

rps20161128_095336_425

*Peserta pelatihan Jurnalistik Disdik Aceh, PWI Aceh dan PWI Bener Meriah, Nopember 2016.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.