Jeruk Keprok Gayo, Antar Nasrun Raih 10 Besar Diklatpim II di Semarang

oleh
Nasrun Liwanza saat menyampaikan presentasi akhir dalam Diklatpim II di Semarang

Catatan : Fathan Muhammad Taufiq

 

Nasrun Liwanza saat menyampaikan presentasi akhir dalam Diklatpim II di Semarang
Nasrun Liwanza saat menyampaikan presentasi akhir dalam Diklatpim II di Semarang

Diklatpim pola baru ini juga memakan waktu yang cukup panjang yaitu sekitar 97 hari, namun porsi belajar di kelas (on campuss) hanya sekitar 40 persen saja, sementara 60 persennya melalui kegiatan non klasikal (off campus) yang harus dimanfaatkan oleh peseta diklat untuk merancang, merencanakan, menyusun dan mengimplementasikan proyek perubahan yang akan diusung dalam Diklatpim tersebut. Melalui pola baru ini, setiap peserta Diklat diharapkan akan menjadi agen perubahan (agen of change) di lingkungan kerja masing-masing dan hasil proyek perubahan yang telah dibuat dapat diimplementasikan dan mampu memberi manfaat langsung kepada masyarakat.

Sejak digulirkannya pola baru Diklatpim ini, sudah banyak pejabat mulai dari eselon IV, III dan II dari Kabupaten Aceh Tengah yang telah mengikuti diklat ini. Untuk Diklatpim IV dan III, penyelenggaraannya dapat dilakukan di tingkat kabupaten/kota dan ditangani oleh Badan Diklat Provinsi yang bersangkutan. Namun untuk Diklatpim II dan I, penyelenggaraannya langsung ditangani oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB) dan Lembaga Administrasi Negara dan tempat penyelenggaraanaanya minimal di ibukota provinsi, bahkan tidak jarang dilaksaakan di luar daerah khususnya di pulau Jawa.

Seperti pada Diklatpim Tingkat II Angakatan IV Tahun 2016 yang merupakan salah satu Diklat Aparatur Nasional yang diselenggarakan di Semarang dari tanggal 25 Juli sampai dengan 23 Nopember 2016 yang lalu. Diklat kepemimpinan yang dielenggarakan di Kampus Muria Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah  tersebut diikuti oleh 30 orang peserta yang terdiri dari para pejabat eselon II dari Kementerian/Lembaga Negara dan pememrintah provinsi serta kabupaten/kota dari berbagai daerah di Indonesia. Dalam diklat tersebut, salah seorang pejabat dari kabupaten Aceh Tengah, Ir. Nasrun Liwanza, MM yang saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan, tercatat sebagai salah seorang peserta.

rps20161126_204535_848Dengan maksud memperkenalkan dan mempromosikan potensi daerah, dalam Diklatpim II tersebut, Nasrun mengangkat salah satu potensi unggulan daerah Aceh Tengah yaitu Jeruk Keprok Gayo sebagai tema proyek perubahan yang dia usung. Pemilihan tema tersebut didasari pertimbangan bahwa Jeruk Keprok Gayo merupakan salah satu komoditi pertanian unggulan dari Dataran Tinggi Gayo yang sudah mendapatkan pengakuan sebagai komoditi unggul nasional dan baru-baru ini telah mendapatkan Sertifikat Indikasi Geografis (IG). Upaya pengembangan dan pelestarian komoditi ini, menurut Nasrun harus terus dilakukan secara berkesinambungan, karena selain telah mendapata pengakuan secara nasional, komoditi ini terbukti mampu mendongkrak pendapatan dan kesejahteraan petani di Gayo. Itulah sebabnya dia kemudian komit untuk mengangkat tema tersebut sebagai judul proyek perubahannya.

Berbekal pengetahuan dan pengalaman yang sangat memadai, Alumni Fakultas Pertanian dan Magister Manajemen Universitas Syiah Kuala ini kemudian mengusung proyek perubahan berjudul “Strategi Pengembangan Jeruk Keprok Gayo Melalui Pengaturan Jarak Tanam” sebagai karya inovasinya dalam Diklapim tersebut. Judul tersebut sengaja diambil, karena menurutnya faktorpnegaturan  jarak tanam merupakan faktor penting dalam budidaya Jeruk Keprok Gayo yang kebanyakan dilakukan dengan pola tumpang sari dengan tanaman Kopi. Melalui pengaturan jarak tanam ini, menurut Nasrun, pertumbuhan dan perkembangan tanaman jeruk akan lebih optimal dan tidak mengganggu tanaman kopi disekitarnya. Disamping itu pengaturan jarak tanam juga dapat mengurangi kelembaban tanah yang berpotensi untuk berkembangnya hama dan penyakit tanaman.

Berkat dukungan semua stake holder terkait seperti pakar jeruk, petugas teknis serta para penyuluh pertanian serta bimbingan dari Mentor berpengalaman, akhirnya proyek perubahan tersebut dapat diselesaikan tepat waktu, dan implementasinya untuk jangka pendek sudah dapat terlaksana dengan baik. Hasil implementasi lapangan tersebut yang kemudian menjadi bekal bagi Nasrun untuk mempertahankan proyek perubahan tersebut dihadapan penguji pada tanggal 15 Nopember 2016 yang lalu.

Dihadapan penguji dari KemenPAN RB, Dr. Andi Basseng, M. Ed, Kepala Dinas Pertanian Aceh Tengah yang pernah menjabat sebagai Camat Atu Lintang dan Linge serta Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika ini terlihat tampil cukup percaya diri. Dukungan dari Mentor yang kaya pengalaman, Drs. Muhammad Syukri, M Pd dan Coach dari LAN , Drs. Susigit Kusbandrijo, MM, sangat membantu Nasrun dalam mempresentasikan hasil akhir dari proyek perubahan yang diusungnya itu. Hasilnya, tidak mengecewakan, Nasrun mampu “menembus” predikat 10 besar dalam Diklatpim II tingkat Nasional tersebut dengan meraih peringkat 8. Prestasi tersebut tentunya sangat membanggakan, karena “pesaing” Nasrun dalam diklat tersebut adalah para pejabat Eselon II Kementerian/Lembaga setingkat Direktur dan para pejabat Eselon II dari berbagai daerah di Jawa.

Raut kebahagiaan tidak dapat disembunyikan dari putra pertama Alm. M. Isa Ahmad, salah seorang mantan pendidik di SMEA Negeri Takengon ini, saat mengikuti penutupan Diklat pada tanggal 23 Nopember 2019 yang lalu di Semarang. Dalam acara penutupan Diklat yang dilakukan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur, SE, MSI  itu, Nasrun tidak dapat menyembunyikan keharuannya saat panitia mengumumkan peringkat peserta diklat. Sangat wajar, karena Diklatpim II yang diikutinya ini berskala nasional, dan peringkat yang diperolehnya juga peringkat nasional. Apalagi dalam acara penutupan tersebut juga turut hadir para pejabat penting seperti Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, SH, MIP, Kepala LAN, Dr. Adi Suryanto, M Si dan Kepala Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah, Herru Setiadi, SH, M Si.

Usai mengikuti acara penututpan, melalui telepon selulernya, Nasrun tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dari semua pihak yang telah membantunya mulai dari merencanakan, merancang, menyusun dan mengimplementasikan proyek perubahan yang dia usung dalam diklat tersebut,

Jeruk Keprok Gayo
Jeruk Keprok Gayo

“Ucapan terima kasih sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Mntor saya, Bapak Muhammad Syukri, pakar jeruk keprok Gayo, Pak Wiknyo, sahabat saya yang selalu memberi motivasi dan membantu penyusunan proyek perubahan ini Fathan Muhammad Taufiq, para Kabid dan Kasi lingkup Dinas Pertanian serta teman teman penyuluh pertanian di lapangan, tanpa dukungan mereka, mustahil saya akan meraih keberhasilan ini” ungkap Nasrun.

Lebih lanjut Nasrun mengungkapkan bahwa sekembalinya dari Diklatpim ini, pengembangan jeruk keprok Gayo yang dia angkat sebagai tema proyek perubahan tersebut akan menjadi salah satu prioritas  instansinya. Dia tidak menginginkan proyek perubahan ini hanya selesai di tingkat diklat saja, tapi akan terus diimplementasikan di lapangan dalam jangka menengah dan jangka panjang, karena dia menilai program ini sangat bermanfaat serta menyentuh langsung kepentingan masyarakat.

“Kita semua punya tanggung jawab untuk terus melestarikan dan mengembangkan komoditi uunggulan kita ini, selain untuk mempertahankan predikat dan IG, secara ekonomis, pengembangan jeruk keprok Gayo juga sangat berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan petani” pungkasnya.[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.