Banda Aceh-LintasGayo.co : Gayo adalah suku bangsa yang sudah memiliki peradaban yang sangat maju sejak 8400 tahun yang lalu, sudah mengenal teknologi dimana saat itu orang lain belum mengenalnya. Hal ini disampaikan oleh Arkeolog dari Balai Arkeologi Medan, Dr. Ketut Wiradyana yang melakukan penelitian di Ceruk Mendale.
“8400 tahun yang lalu masyarakat Gayo sudah bisa menganyam, juga sudah melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan jaring, ini merupakan kemajuan yang jauh dibandingkan dengan suku bangsa lain yang belum mengenal tekhnologi,” katanya, saat diskusi Siapa Gayo? di Skala Coffe, Banda Aceh, Rabu, 23 November 2016.
Kemajuan berfikir dimasa itu seharusnya bisa ditularkan pada masyarakat Gayo saat ini, bahwa memang pendahulu masyarakat Gayo itu sangat visioner, memiliki daya lompatan peradaban yang jauh lebih maju dari suku bangsa lainnya.
Selain itu, masyarakat Gayo juga sudah mampu bisa membagi peran laki-laki dan perempuan, digambarkan dengan penanaman ari-ari perempuan di depan rumah, sementara yang laki-laki di atas bukit, mengisyaratkan perempuan bekerja di rumah dan laki-laki di luar rumah.
“Perempuan bekerja di rumah seperti menganyam, sementara laki-laki bekerja diluar seperti berburu, ini adalah kemajuan budaya suku Gayo pada masa itu,” jelas Ketut yang punya nama Gayo, Aman Met tersebut.
Diskusi tersebut diinisiasi ketua Keluarga Nenggeri Antara (KNA) Banda Aceh, Jamhuri dan Pemimpin Redaksi LintasGayo.co, Khalisuddin.
Menghadirkan sejumlah akademisi dan tokoh Gayo, Yusra Habib Abdul Gani, Abu Bakar Karim, Ali Abubakar, Ahsan Jas, Salman Yoga serta sejumlah tokoh mahasiswa Gayo di Banda Aceh. (Feri Yanto)