Novel Ayat-Ayat Cinta 2: Binar-Binar Cinta dan Keilmuan

oleh

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

Ini bukan sekedar novel, tapi sebuah cita-cita dan pemikiran besar!
_ Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Waketum MUI_

rps20161118_205823_465SEPULUH tahun lalu novelis nomor satu Indonesia (dinobatkan oleh Insani Universitas Diponegoro, tahun 2008), Habiburrahman El-Shirazy melahirkan karya novel religi yang berjudul ayat-ayat cinta. Novel ini mampu membius masyarakat Indonesia bahkan luar negeri dengan sentuhan kisah penuh hikmah dan kini ayat-ayat cinta 2 telah hadir yang pertama kali dicetak bulan November 2015 dan telah mencapai cetakan ke sebeles bulan Februari 2016.

Habiburrahman  El-Shirazy dalam novelnya selalu dihidangkan dengan kata-kata penuh hikmah dan membangkitkan jiwa, novel kang Abik ini banyak dinikmati oleh kalangan generasi muda karena aktor utama yang ada dalam novel tersebut selalu diperankan oleh anak muda yang sedang menuntut ilmu (seperti novel Ketika Cinta Bertasbih, Bumi Cinta, Api Tauhid dll) oleh karena itu novel kang Abik ini mampu menginspirasi anak-anak muda menuju suatu cita-cita yang bernilai tinggi.

Dalam novel ayat-ayat cinta 2 ini mengisahkan perjuangan Fahri yang sukses dalam dunia akademisi, ia telah berhasil menjadi pakar filologi dan studi Islam yang mengajar di The University of Edinburgh dan di Universitas ternama di dunia The University of Oxford. Sukses dibidang akademisi membuat namanya begitu masyhur di Eropa karena banyak mengisi seminar dan  menulis jurnal bertaraf Internasional, mengisi pengajian-pengajian di Masjid, bahkan mengikuti debat dengan para Profesor ternama di Eropa, kualitas intelektualnya tidak diragukan lagi. Selain itu bisnis Fahri juga berkembang pesat di Eropa namun disisi lain kehidupan Fahri tidaklah semudah yang dibayangkan karena ia hidup ditengah-tengah mayoritas umat non-Muslim oleh karena itu ia banyak mengalami penghinaan oleh tetangganya  dengan  berbagai macam kata-kata seperti Muslim=Monster, Teroris dan lain sebagainya. Perlakuan yang didapatkan Fahri tidak serta merta ia membenci orang yang memusuhinya bahkan sebaliknya ia begitu baik terhadap yang memusuhinya, bukan hanya itu ia membantu seorang nenek yang  beragama Yahudi yang hidup dalam kesendirian. Adapun hal yang paling dramatis dalam novel ini ialah yang mana Fahri telah lama hidup dalam kesendirian semenjak ditinggalkan oleh istrinya Aisha, kini sosok wanita yang cerdas nan cantik bernama Hulya (adek sepupu dari Aisha) hadir dalam kehidupan Fahri hingga akhirnya menuju rumah tangga; keduanya hidup dengan bunga-bunga kebahagian sebagai suami istri apalagi  ketika hadir sang buah hati  bernama Umar al-Faruq melengkapi dahsyatnya kebahagiaan rumah tangga namun sosok wanita yang bernama Aisha (istri Fahri) yang sangat dicintai oleh Fahri hadir kembali dalam kehidupan Fahri. Akhir dari cerita novel ini begitu romantis nan dramatis antara Fahri, Hulya dan Aisha.

Selain  binar-binar cinta yang dihidangkan kang Abik ada binar-binar lain yang lebih menarik lagi yaitu binar-binar keilmuan, melalui metode debat menawarkan tema-tema yang sangat menarik untuk dikaji yaitu masalah konsep bangsa pilihan Tuhan, amalek dan pluralisme. Konsep bangsa pilihan Tuhan dan istilah Pluralisme mungkin tidak asing lagi ditelinga kita, namun untuk memahami pembahasan ini perlu menelitinya secara mendalam sehingga tidak jatuh  dalam racun-racun pemikiran yang salah apalagi masalah Pluralisme. Ada satu pembahasan yang menarik dari novel ini yaitu istilah amalek; Pemikiran amalek ini sangat berbahaya bagi kelangsungan umat manusia yang disebarkan oleh ortodoks Yahudi/kalangan ekstrim Yahudi. Konsep amalek inilah yang menjadi penyebab kenapa Yahudi begitu benci terhadap umat Islam terutama Palestina mereka ingin membunuh rakyat Palestina dengan keji karena mereka berpendapat bahwa siapa saja yang menjadi penghalang bangsa Yahudi, yang membenci bangsa Yahudi yang bermusuhan dengan Yahudi adalah termasuk golongan amalek yang wajib ditumpas. Fahri yang mendengar pendapat dari lawan  debatnya tersebut memberikan jawaban yang sangat sistematis dan membungkam argumen mereka tentang amalek ini.

Tiga tema diatas yaitu konsep bangsa pilihan Tuhan,  Amalek dan Pluralisme menarik untuk dikaji lebih mendalam oleh kita semua bukan  hanya bagi mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat yang mengkajinya sehingga dengan memahami tiga tema diatas menambah wawasan pemikiran keIslaman.

Di sisi lain, kang Abik mencoba memberikan kritikan terhadap kondisi umat Islam  saat sekarang ini. Ini terlihat dari percakapan Fahri dengan Profesor Charlotte yang banyak mengkaji dan menulis tentang Islam namun ia bukanlah seorang Muslim. Prof. Charlotte mengatakan: “Jujur, secara konsep teologis, dalam bacaan saya, Islam itu sangat menarik. Bahkan mungkin paling menarik dan paling rasional dari agama-agama yang lain. Sejarah awal Islam juga menakjubkan. Tapi tingkah laku dan peradaban para pemeluk Islam dewasa ini, mayoritasnya, bagi saya kurang menarik. Fahri mendengarkan penjelasan Prof. Charlotte dengan saksama, kemudian Fahri juga mengakui ada kesenjangan serius antara ajaran Islam yang luhur dan sempurna dengan perilaku umat Islam yang jauh dari nilai-nilai Islam.

Tiba-tiba Fahri teringat kisah Syaikh Muhammad Abduh yang menangisi kondisi umat Islam dan keluarlah kalimat yang sangat terkenal dari ulama terkemuka mesir ini, “Al-Islamu mahjuubun bilmuslimin”. Yang artinya, Islam tertutup oleh umat Islam. Muhammad Abduh adalah seorang pemikir, teolog dan pembaharu dalam Islam di Mesir yang hidup pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20; beliau menekankan kepada umat Islam agar tidak berpikir jumud alias kolot dan taqlid oleh karena itu umat Islam harus menggunakan akal untuk berpikir yang sudah diberikan oleh Allah dengan sebaik mungkin agar manusia bisa kreatif dalam hidupnya, pembahasan masalah pemikiran Teologi Muhammad Abduh ini perlu kiranya untuk dibahas oleh mahasiswa agar dalam berpikir tidak jumud alias kolot sehingga Islam ini tidak tertinggal dengan agama-agama lain.

Akhir kata dari tulisan ini, semoga ada manfaatnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca sekalian bahwa dalam novel Ayat-Ayat Cinta 2 ini menguraikan kisah-kisah yang menarik dan yang lebih menarik ialah dalam pemikiran keIslaman yang menambah wawasan kita terhadap studi Islam itu sendiri.[]

  *Penulis: Mahasiswa Theology and Fhilosophy (Aqidah Filsafat Islam), Penikmat Novel Religi dan Motivasi.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.