Kuatkan Tekad Membangun Generasi

oleh

Oleh Agung Pangeran Bungsu*

Agung Pangeran BungsuTahun hijriyah merupakan awal dari tombak garis sejarah perjuangan umat islam. Dari sanalah islam mulai mengabadikan cerita nyata dan kebenaran yang hakikat. Keberhasilan islam dibuktikan khalifah Umar bin Khattab dengan luasnya kekuasaan beliau hingga Kota Yerusalem, sehingga pada masa itu sering terjadi kekeliruan dalam surat menyurat dari para penguasa daerah. Umar pun mengumpulkan para sahabat untuk menyepakati satu pedoman perhitungan tahun.

Kesimpulannya, usulan khalifah Usman bin Affan lah yang disepakati para sahabat yaitu tahun hijriyah sesuai hijrahnya nabi dan usulan khalifah Ali bin Abi Thalib agar bulan yang sudah ditetapkan sebelumnya tidak diganti sebagai bukti penghormatan sejarah yang ada. Pada awalnya umat islam memberi nama tahun dari setiap peristiwa besar seperti “tahun gajah”, ini semua dilatarbelakangi keinginan tentara bergajah yang dipelopori raja Abrahah datang dari Yaman hendak menghancurkan ka’bah bertepatan dengan hari kelahiran Nabi, sehingga tahun gajah dinisbatkan sebagai tahun kelahiran Nabi Muhammad Saw.

Menjunjung semangat para pejuang agama Allah SWT, membuat naluri kita bergetar mendengar seruan untuk berhijrah. Kalimat ini seakan mengingatkan kita akan perjuangan Nabi Muhammad Saw yang mempertaruhkan jiwa dan raganya demi agama dan kita umatnya. Beliau tak memperdulikan ribut taufan yang melanda, hujatan bahkan cacian menjadi hal yang biasa, bukankah ini menjadi teladan yang luar biasa?. Namun ada hal yang sangat disayangkan, meski sejarah dapat berbicara seluas samudra namun bukti besar umat islam sekarang kian miris.

Mulai dari kriminal, korupsi, bobroknya peradaban generasi muda, terlihat jelas pula berbagai kemaksiatan tetap berjalan seperti biasa seolah tak tampak kesungguhan para pemimpin untuk memberantasnya. Gaji pejabat terus meninggi padahal derita dan kemiskinan rakyat makin mengiris hati, pornografi dan pornoaksi makin menjadi-jadi, kekayaan milik rakyat diangkut ke luar negri, rakyat pun gigit jari mereka terus terzalimi. Ini semua sudah menjadi konsumsi tayangan hiburan masyarakat bahkan menjadi bahan tertawaan, seakan tak ada lagi penyeru kebaikan.

Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Kemana semangat hijrah dan semangat perjuangan para pendahu kita? Ini semua terjadi karna kita merasa tidak diawasi oleh siapapun, tak didasarkannya nilai-nilai ketaqwaan dalam hidup kita, maka membuat kita semakin jauh dari kebenaran dengan menghalalkan beragam cara dan alasan untuk terus berbuat kemaksiatan. Kemaksiatan bukanlah zina semata, akan tetapi banyak kemaksiatan-kemaksiatan kecil lainnya seperti kebiasaan berdusta yang akan melahirkan generasi-generasi koruptor, kebiasaan mengumbar aib orang lain yang akhirnya melahirkan generasi-generasi munafik penyebar fitnah bagi umat.

Seandainya kita tau betapa hebatnya pengawasan Allah SWT, sungguh kita akan berpikir dan berhati-hati dalam setiap berbuat, betapa banyaknya orang yang beribadah sehari semalam, dengan tumpukan-tumpukan sadaqah dan ibadah sunnahnya, tapi dia menghapuskan semua dengan bermaksiat saat kesendiriannya, Rasulullah bersabda:

“Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari umatku yang datang membawa kebaikan sebesar gunung Tihamah yang putih. Kemudian Allah menjadikannya debu yang berterbangan.” Tsauban bertanya, “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka dan jelaskanlah perihal mereka agar kami tidak menjadi seperti mereka tanpa disadari.”

Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian, maka, mereka shalat malam sebagaimana kalian, tetapi mereka adalah kaum yang jika bersendirian mereka menerjal hal yang diharamkan Allah.” (Shahih. HR. Ibnu Majah)

Karna fenomena yang ada bukanlah fenomena yang asing dihadapan kita, jangan merasa tak bersalah, jangan merasa tak berdosa. Allah SWT memberikan kemampuan kepada kita untuk berpikir, memilih-memilah apa yang baik dan yang buruk. Sering terbesit tanya dalam diri kita, apakah kita sudah menjadi seorang mukmin yang benar? Ataukah kita para pendosa? Jawab dalam hati kecil kita.

Kita melaksanakan shalat sehari semalam sekaligus diiringi dengan sunnah-sunnah Nabi, tapi kita juga enggan menghentikan kemaksiatan adengan seluruh organ tubuh kita. Mulai dari mata kita yang seharusnya belum melihat apa seharusnya ia lihat, kita biarkan dia tunduk pada nafsu. Dengan menyaksikan surga dunia yang memberikan kesenangan sementara dan dampaknya yang luarbiasa kini merusak hingga lima bagian otak kita, sehingga kita tak dapat melupakannya sampai mati. Hati yang belum tiba saatnya mencintai dan dicintai kita biarkan terpikat oleh bisikan iblis sehingga terpancarlah senyuman dan rayuan manis.

Dari mana datangnya cinta? Dari komunikasi timbul interaksi, dari interaksi timbul reaksi, dari reaksi timbul motivasi, dari perhatian berujung harapan, dari ucapan menggerakkan kerinduan, dari perbuatan menimbulkan kebiasaan (Setia Furqan Kholid)

Maka, apakah kita selaku generasi muda akan terus diam? tidak itu bukan jawabannya dan itu tidak boleh terjadi. Karna kaum zionis, syiah dan musuh islam lainnya akan terus menghantui setiap sendi-sendi kehidupan kita, maka kita juga harus menghantui mereka dengan kebenaran. Kita harus bangkit, bersatu dengan semangat kebenaran kita. Dipundak kitalah masa depan agama ini, karna keterbelakangan ini hanya dapat di buka melalui kunci kerja keras. Jangan tanyakan apa yang telah diberi agama ini buat kita, tapi pertanyakan sebesar apa konstribusi dan pengorbanan kita untuk agama ini.

Untuk kita generasi muda, bukanlah sebatas menjadi sarjana atau tidak, cerdas atau tidak, tapi yang terpenting adalah berfikir untuk membangun agama serta bersikap dan berjuang untuk menegakkan nilai-nilai islami.

*Agung Pangeran Bungsu, lahir 15 Februari 1999 adalah seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang sedang menempuh pendidikan jenjang Strata 1 program studi Komunikasi Konseling Islam, ia merupakan salah seorang lulusan SMA Negeri 4 Takengon. Tinggal di Kampung Kemili, Kecamatan Bebesen.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.