Begini Cara Dukung Vote untuk Film Kutukan Tak Bertuan karya Beru Bujang Gayo

oleh
Jemali (kiri) dan Hasan Bara (kanan)

14632849_10205798960572985_2252815874662846951_n

Begini cara berpartisipasi dalam vote film ‘kutukan tak bertuan’ melalui ponsel anda.

1. Buka browser pada ponsel anda seperti yang tertera pada gambar yang telah ditandai dengan angka 1 berwarna merah. Browser banyak jenisnya, salah satunya seperti pada ikon yang ditandai lingkaran berwarna biru.

2. Setelah jendela browser terbuka seperti pada gambar yang telah ditandai angka 2 berwarna merah, anda bisa menuliskan alamat sebagai berikut : eagleinstitute.id/vote/detail/1 atau gunakan metode ‘copy + paste’ dari catatan ini.

3. Jendela browser anda akan berubah seperti gambar yang ditandai dengan angka 3 berwarna merah. Selanjutnya scroll / geser layar hape anda ke bawah hingga..

4. Anda menemukan tulisan ‘vote’ dalam persegi panjang berwarna oranye seperti gambar yang ditandai dengan angka 4 berwarna merah. Klik bagian itu dan anda sudah berpartisipasi mendukung karya anak Aceh- Gayo pada ajang kompetisi film dokumenter EAGLE AWARDS 2016- Metro Tv. Jangan lupa saksikan filmnya pada hari Jum’at 28 oktober 2016. Pukul 22.30 WIB. Ada siaran ulangnya juga pada 7 November 2016. Pukul 15.30 WIB.

Director: Rahmi Rizqi & Ariza Saputra A
Supervisor: BW Purba Negara
Cameraman: Kurnia Yudha Fitranto
Editor: Darwin Nugraha
Produser: Tedika Puri Amanada

Kampung Rerebe adalah sebuah kampung yang memiliki kepercayaan bahwa memakan salah satu hewan keramat yang mereka sebut ‘Noang’ akan mengakibatkan penyakit terkutuk. Penyakit tersebut jika dilihat dari ciri medisnya menunjukkan ciri yang sama dengan Lepra atau kusta.

Keyakinan yang ada mulai dari leluhur mereka tersebut, membuat siapa saja yang terserang kusta harus menerima sanksi sosial yaitu diasingkan. Salah satu yang mendapat sanksi sosial dari masyarakat adalah Jemali. Di usianya yang sudah 80 tahun, Jemali harus menerima sanksi sosial dari masyarakat dengan tinggal disebuah gubuk tua yang jauh dari kawasan pemukiman. Jemali harus hidup terpisah dari istrinya. Sesekali dia keluar dari tempat pengasingannya untuk melaksanakan ibadah shalat Jum’at atau sekedar mengantar gula aren buatannya untuk menafkahi sang istri. Dalam keterasingannya Jemali berekerja membuat gula aren untuk memenuhi tanggung jawabnya kepada istrinya yang hidup terpisah dengannya.

Semoga catatan ini mempermudah kita semua untuk mengapresiasi karya putra/i daerah. Berijin, Wassalam. (Rahmi Rizqi & Ariza Saputra A)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.