Kontributor LintasGayo.co Jadi Pemateri Bimtek Penyuluh di Saree

oleh

Fathan Muhammad TaufiqSeorang kontributor yang selama ini aktif menulis artikel maupun berita tentang pertanian, penyuluhan dan ketahananan pangan di media online LintasGAYO.co, Fathan Muhammad Taufiq, belum lama ini diundang oleh Balai Diklat Pertanian Aceh atau yang lebih dikenal dengan BDP Saree untuk menyampaikan materi dalam acara Bimbingen Teknis (Bimtek) Penyusunan Angka Kredit Bagi Penyuluh Pertanian. Dalam bimtek yang diikuti oleh 33 orang penyuluh senior dari seluruh kabupaten/kota se provinsi Aceh tersebut, Fathan menyampaikan materi tentang Teknis Menulis Karya Ilmiah Populer atau Artikel di Media Massa. Dalam bimtek yang digelar selama tiga hari dari tanggal 14 sampai 16 Oktober 2016, Fathan hadir sebagai pemateri bersama nara sumber lainnya dari Kemenerian Pertanian Jakarta, Badan Ketahanan Pangan Penyuluhan Aceh serta dari Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Aceh.

Dihadirkannya kontributor yang sudah banyak menulis di beberapa media baik cetak maupun online ini dalam bimtek tersebut, menurut Kepala BDP Saree, dr. Ahdar, MP, didasari pertimbangan bahwa sejauh ini masih sangat minim penyuluh pertanian di provinsi Aceh yang aktif menulis di media, Padahal aktifitas menulis di media atau karya ilmiah populer bagi penyuluh pertanian, sangat penting untuk pencapaian angka kredit sebagai persyaratan utama untuk kenaikan pangkat atau golongan. Lebih lanjut Ahdar mengungkapkan, kehadiran Fathan Muhammad Taufiq sebagai salah seorang pemateri dalam bimtek ini, selain dapat berbagi ilmu dan pengalaman menulis di media, juga diharapkan akan jadi contoh dan motivasi bagi para penyuluh tersebut untuk bisa mengikuti jejaknya menulis di berbagai media, karena selama Ahdar sudah memantau dan selalu mengikuti tulisan-tulisan Fathan di berbagai media.

“Saya tau pak Fathan ini seorang penulis yang sangat aktif di berbagai media termasuk di medianya para penyuluh yaitu Tabloid Sinar Tani yang diterbitkan oleh Kementerian Pertanian, itulah sebabnya kami menganggap beliau punya kapasitas untuk menyampaikan materi kepada peserta bimtek ini, karena materi yang disampaikan pak Fathan sangat penting untuk pengembangan profesi penyuluh” ungkap Ahdar dihadapan para peserta bimtek “Saya berharap, para beserta benar-benar memanfaatkan momentum ini untuk menggali ilmu dan pengalaman dari pak Fathan,” lanjutnya.

Pendapat senada juga disampaikan oleh penyuluh pertanian yang bertugas di Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh, Ir. Jafar yang juga hadir sebagai pemateri dalam bimtek tersebut. Menurut Jafar, banyak penyuluh pertanian yang “mentok” pangkatnya di IV/a atau IV/b, salah satunya akibat penyuluh yang bersangkutan enggan melahirkan karya ilmiah dalam bentuk artikel maupun jurnal yang dipublikasikan melalui media. Jafar mencontohkan, dengan menrbitkan sebuah buku ber ISBN, seorang penyuluh bisa memperoleh engka kredit sampai 15, ini setara dengan melakukan kegiatan penyuluhan di lapangan sebanyak 210 kali, sementara untuk artikel yang dimuat di media nasional, angka kreditnya bisa mencapai 4 – 6. Ini menunjukkan bahwa aktifitas menulis memang menjadi pertimbangan khusus bagi penyuluh pertanian untuk meningkatkan karir kepangkatan mereka, bahkan bagi penyuluh pertanian madya (golongan IV), menulis merupakan unsur wajib dalam penilaian angka kredit mereka, tanpa menulis akan sulit bagi penyuluh tersebut untuk bisa naik pangkat yang lebih tinggi, lanjut Jafar.

Bagi Fathan sendiri, diundang sebagai pemateri di Balai Diklat tentu merupakan sebuah kehormatan sekaligus penghargaan atas kiprahnya menulis di berbagai media selama ini. Meski hanya berpendidikan SMA, namun dia terlihat bisa tampil wajar dan percaya diri ketika menyampaikan materi selama satu hari penuh dihadapan para penyuluh senior yang rata-rata berpendidikan sarjana, bahkan beberapa diantaranya sudah S2. Dia merasa bersyukur para peserta bimtek antusias menyimak materi yang disampaikannya. Tampil mengenakan baju berlogo LintasGAYO.co dari Derisk.ID, Fathan lancar menyampaikan materi yang dia persiapkan secara mendadak sehari sebelumnya itu, bahkan saking semangatnya, penyampaian materi baru terhenti ketika azan Maghrib sudah berkumandang.

“Saya dihubungi oleh pak Ahdar, sehari sebelum acara ini, jadi saya harus buat persiapan materi mendadak, tapi Alhamdulillah materi yang saya sampaikan mendapat respon positif dari peserta, saya berharap materi yang saya sampaikan dalam bimtek ini bermanfaat bagi mereka” ungkap Fathan. Antusias penserta imtek tidak hanya terlihat di kelas, bahkan beberapa peserta yang benar-benar serius ingin bisa eksis menulis sampai “mengejar” Fathan ke mess BDP dimana dia menginap untuk mendapatkan enjelasan detil dan praktek langsung menulis dan mengirim tulisan di media,” ujarnya.

Sebenarnya para penyuluh pertanian senior itu sudah punya keinginan untuk menulis sejak lama, tapi rata-rata mereka agak kesulitan ketika akan memulainya, karena sebagian dari mereka sudah bekerja sebagai penyuluh lebih dari 20 tahun tapi belum pernah ada diklat khusus tentang teknis menulis karya ilmiah populer bagi mereka. Seorang penyuluh senior dari kabupaten Aceh Timur, Ir. M Ali Hanafiah merasa bersyukur bisa mengikuti bimtek ini, karena bisa belajar langsung bagiamana menulis di media,

“Sebenarnan keinginan untuk menulis ini sudah ada sejak lama, tapi rata-rata kami kesulitan ketika akan memulainya, karena kami memang belum pernah mendapat pelatihan khusus untuk menulis, begitu juga ketika kami mau mengirimkan tulisan ke media, kami juga tidak tau caranya” ujarnya polos “Kami merasa bersyukur bisa bertemu langsung dengan pak Fathan yang sudah bersedia berbagi ilmu dan pengalaman menulis kepada kami, ini sangat bermanfaat bagi kami, insya Allah kami juga akan menyampaikan apa yang sudah kami dapatkan dalam bimtek ini kepada teman-teman penyuluh di daerah kami,” pungkasnya.

(SP)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.