Pembicara AIC Unsyiah Sanjung Budaya di Aceh

oleh

Pembicara IACBanda Aceh-LintasGayo.co : Pembicara utama (keynote speaker) Annual International Conference (AIC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) tahun 2016, Prof. Graeme Martin dari University of Western Australia menyanjung budaya Aceh yang menarik. Hal itu disampaikan pada penutupan acara AIC dan International Conference on Mathematics, Statistics and Their Applications (ICMSA) tahun 2016 dengan jamuan makan malam Wali Kota Banda Aceh di aula Balai Kota, Rabu malam (6/10).

“Budaya Aceh sangat menarik. Ditambah lagi adanya seni dan kuliner dan yang khas. Di samping itu, masyarakat Aceh juga sangat ramah saat menerima tamu. Kelebihan yang ada di Aceh itu perlu untuk dipertahankan. Ke depan jika ada kesempatan kami berkinginan untuk kembali lagi ke Aceh. Kami menunggu konferensi internasional berikutnya,” ujar Prof Graeme.

Ia mengaku, dirinya mulai menjalin hubungan dengan Aceh sejak tahun 2004, tepatnya ketika tsunami menerjang Aceh. Graeme dan ibunya bahu-membahu mengumpulkan makanan dan bantuan lainnya untuk dikirimkan bagi para korban tsunami. “Namun, melihat kondisi Aceh yang porak-poranda dunia harus mengakui bahwa masyarakat Aceh mempunyai kekuatan yang menakjubkan. Dengan kondisi yang memperihatinkan saat itu, rakyat Aceh bisa kembali bangkit,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Panitia AIC 2016, Dr. Syaifullah Muhammad, ST, M.Eng menjelaskan, acara ini sebenarnya bukan milik Unsyiah. AIC dan ICMSA adalah milik masyarakat Aceh dan Kota Banda Aceh. Unsyiah ingin menunjukkan bagi orang luar bahwa Aceh merupakan daerah yang ramah. Kota Banda Aceh merupakan kota yang bersahabat.

“Untuk itu, kami ingin semua orang meniru filosofi sebuah tiang. Dimana sebuah tiang berdiri kokoh karena berkumpulnya berbagai komponen. Besi dan pasir menyatu di dalam tiang tanpa harus menunjukkan dirinya telah bekerja menguatkan tiang. Intinya, harus ada kerjasama, keikhlasan, dan rasa rendah hati untuk membangun Aceh,” jelas dosen Fakultas Teknik Unsyiah tersebut.

Dalam kesempatan yang sama, Sekda Kota Banda Aceh, Ir. Bahagia Dipl. SE menyampaikan, kedatangan para ilmuwan mancanegara ke Banda Aceh itu menandakan bahwa Kota Banda Aceh siap menggelar berbagai acara bertaraf internasional. Pemko Banda Aceh berharap agar para tamu atau wisatawan yang telah datang ke Banda Aceh dapat kembali mengunjunginya.

“Pemko Banda Aceh sangat senang karena Unsyiah memilih Kota Banda Aceh untuk menyelenggarakan konferensi internasional. Bagi para tamu, kami menyarankan agar dapat menikmati masakan khas dan lokasi wisata di Banda Aceh. Belum sempurna kalau Anda belum menikmati mie Aceh, kuah beulangong, dan kuliner lainnya. Belum lengkap juga kalau datang ke Banda Aceh tanpa mengunjungi museum tsunami, PLTD Apung, dan tempat wisata lainnya,” paparnya.

Gala dinner tersebut juga menampilkan tarian Aceh yang dihadiri oleh peserta AIC dari berbagai negara, serta para wakil rektor dan civitas akademika Unsyiah.

(SP | DM)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.