Reog Ponorogo meriahkan Hut RI ke-71 di Jagong Jeget

oleh

2016-08-20_17.56.59

Jagong-LintasGayo.co : Dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan Indonesia ke-71, kampung Paya Dedep Jagong Jeget menyuguhkan seni Reog Ponorogo guna menghibur masyarakat, Sabtu 2 Agustus 2016.

Menurut Bardi, Reje kampung Paya Dedep, Reog Ponorogo memiliki peranan penting di masyarakat dalam menghibur dan meyatukan masyarakat, keberadaannya sendiri telah lama di tanoh Gayo sehingga penggemarnya bukan dari kalangan orang Jawa saja.

“Berbagai kalangan selalu merindukan seni ini, cerita yang unik dan tampilan yang menarik menjadi daya tarik sendiri apalagi kalau telah mabuk (tidak sadarkan diri-red), momen HUT kemerdekaan saat ini menjadi sangat spesial bagi pementasan seni ini,” ungkap Bardi.

Dalam  pesan yang disampaikan  alur dan cerita reog ini sendiri ada suguhan tentang nasionalisme perjuangan dan pesan moral agama dalam setiap nyanyian yang disampaikan.

Penggemarnya pun dari berbagai kalangan tua, muda dan anak-anak. “Potensi besar ini yang membuat desa selalu mendukung penuh perkembangan seni ini, walaupun alat yang digunakan langsung didatangkan dari jawa dan membutuhkan dana besar,” kata Bardi.

Dia menambahkan,  Reog Ponorogo di Tanoh Gayo bukan hanya dilakoni suku Jawa, buktinya ada penari dari suku Gayo.

Sementara itu ketua Ngesti Budoyo tempat reog bernaung, Yanto menjelaskan, para penari sendiri terdiri dari anak-anak tingkat SD dan SMA.

Hal ini dimaksudkan agar para generasi muda cinta akan budayanya sendiri ditengah gerusan budaya moderen.

“Tarian sendiri terdiri dari tingkatan usia dari anak-anak hingga dewasa yang semuanya ditampilkan dalam pementasan”,  ungkap Yanto.

Dengan keterbatasan yang ada, tambahnya, Reog ini harus tetap eksis ditengah masyarakat walaupun alat-alat yang didatangkan dari Jawa itu memerlukan dana yang besar tidak mengurangi semangat.

“Peran masyarakat dalam menampilkan seni ini selau diharapkan, terutama dari pemerintah agar seni ini tetap eksis. Dengan adanya merak, hiasan penari dan musik gamelan, perpaduan kekompakan para penari yang unik membuat Reog Ponoroga berbeda dengan seni lain,” jelas Yanto. (Yofiendi | Kh)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.