Kedewasaan Berpolitik Kunci Sukses Pilkada Aceh

oleh

Gubernur doto Zaini SantunanBanda Aceh-LintasGayo.co : Gubernur Zaini Abdullah selaku Kepala Pemerintahan Aceh, menyampaikan himbauan kepada seluruh elemen masyarakat yang terlibat dalam pelaksanaan Pilkada untuk selalu bersikap dewasa dan menjaga keharmonisan dalam berpolitik agar proses demokrasi berjalan secara damai dan bermartabat.

“Tahun depan kita akan melaksanakan Pilkada serentak untuk yang ketiga kalinya pasca Aceh Damai. Beberapa tahapannya sudah dimulai. Saya percaya kita tetap dapat menjaga keharmonian relasi politik, relasi sosial dan kedewasaan kita dalam berdemokrasi sebagaimana dua pilkada sebelumnya,” kata Gubernur, dr. Zaini Abdullah.

“Saya menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersatu mensukseskan Pilkada. Pilihan boleh berbeda, tapi persaudaraan tetap harus dijaga. Mari kita lawan siapapun yang mencoba mengacaukan Pilkada. Mereka yang mencoba main paksa dan melakukan cara-cara di luar hukum adalah musuh kita bersama. Biarkan rakyat bebas memilih sesuai hati nuraninya. Dengan demikian rakyat bisa memilih pemimpin melalui proses yang demokratis, tambah Gubernur,” timpalnya.

Gubernur juga menyampaikan sebuah pesan dari Almarhum Paduka Yang Mulia Wali Nanggroe, Dr Tengku Hasan Muhammad Di Tiro, yaitu ‘Aceh Damai masyarakat sejahtera, dan bermartabat. Pelihara dan pupuk terus perdamaian Aceh.

“Semoga Allah meridhai perjuangan kita untuk membangun Aceh yang lebih baik di masa depan. Dirgahayu Hari Damai Aceh yang ke-11. Mari satukan kekuatan, kita bangun Aceh menjadi negeri yang makmur dan sejahtera,” pungkas Gubernur Aceh.

Usai memberikan sambutan, Gubernur Wali Nanggroe Aceh, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar menyerahkan santunan kepada 200 orang anak yatim.

Sementara itu, Tgk Malik Mahmud Al-Haytar, dalam sambutannya sempat menceritakan tentang alotnya proses dialog antara Gerakan Aceh Merdeka dengan Pemerintah Republik Indonesia. Namun, berkat keterlibatan Martti Ahtisaari, selaku Presiden Finlandia kala itu, akhirnya perdamaian Aceh resmi terwujud.

Sedangkan Ustadz Arifin Ilham, dalam tausyiah singkatnya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengisi suasana perdamaian dengan ketaatan kepada Allah, karena menjauh dari Sunatullah dan Sunah Rasulullah adalah bentuk pegkhianatan dari perjuangan para pahlawan Aceh.

“Syukurilah nikmat perdamaian ini dengan selalu taat kepada Allah, karena hal tersebut merupakan cita-cita besar para pahlawan Aceh, yaitu Nanggroe yang tegak dalam Syari’ah Allah dan Sunnah Rasulullah,” tegas Ustadz Arifin.

“We win the battle but we lose the war. Jangan sampai ini terjadi, kita memenangkan pertempuran kecil tapi kalah dalam peperangan besar, yaitu perang melawan hawa nafsu untuk tunduk dan patuh pada Allah dan Rasulnya.”

Dalam ceramahnya, Ustadz yang juga merupakan menantu dari Almarhum Abuya Djamaluddin Waly itu menitik beratkan pada perbaikan moral dan akhlak yang sudah sangat kronis melanda bangsa Indonesia.

Peringatan 11 tahun Damai Aceh ditandai dengan pelepasan burung merpati sebagai perlambang perdamaian oleh Gubernur Wali, Nanggroe Ustadz Arifin Ilham, Ketua DPRA, Kapolda Aceh, Pangdam Iskandar Muda, Kajati Aceh, Sekda Aceh, Wakil Ketua KPA, Rektor Universitas Syiah Kuala, Rektor UIN Ar-Raniry, Wali Kota Banda Aceh, serta Asisten I, II dan III Sekda Aceh.

(Ngah | DM)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.