Ada Silaturrahmi Guru dan Murid dalam Porseni ke-15 di Takengon

oleh

Catatan: Ahmad Dardiri*

IMG-20160813-WA0023Pekan Olahraga dan Seni Kementerian Agama Aceh (Porseni Kemenag Aceh) ke-15 dan Expo Madrasah Kemenag Aceh ke-4 serta Perkemahan Pramuka Madrasah Aceh (PPMA) ke-1 yang berlangsung dari tanggal 2-9 Agustus 2016 di Kabupaten Aceh Tengah telah usai.

Agenda dua tahunan Kementerian Agama Aceh yang dibuka oleh Menteri Agama Drs. Lukman Hakim Saifuddin dan ditutup oleh Wakil Bupati Aceh Tengah Drs. Khairul Asmara, MM, Alhamdulillah berjalan sukses.

Sebagai tuan rumah, Aceh Tengah dinilai oleh Kakanwil Aceh Drs H M Daud Pakeh dinyatakan sebagai pelaksana terbaik sepanjang pelaksanaan porseni. Selain itu ada dua kado besar dan sangat membanggakan Aceh Tengah adalah berhasilnya perolehan 8 (delapan) medali emas sehingga mampu mendongkrak peringkat dari 8 di Porseni ke-14 tahun 2014 di Bireuen lalu, menjadi peringkat 4 dalam Porseni ke-15 tahun ini. Kedua, Expo Madrasah Aceh Tengah mampu mempertahankan juara umum untuk yang ketiga kalinya, sehingga Aceh Tengah berhak mempertahankan piala juara umumnya sebagai piala tetap.

Di antara sekian banyak yang membanggakan, kita akui tentu ada juga yang mengecewakan terkait pelaksanaan Porseni ke-15 itu. Tergantung dari sisi mana seseorang melihatnya dan tentu itu adalah hak seseorang.

Yang jelas, setiap kita pasti mempunyai pengalaman atau perasaan yang memberi kesan tersendiri pada saat berlangsungnya porseni. Dan kesan itu akan terus menjadi inspirasi.

IMG-20160814-WA0000

Silaturrahmi Guru dan Murid

Disini penulis ingin menyampaikan pengalaman yang cukup mengesankan, setidaknya yang penulis alami sendiri. Yaitu tentang guru dan murid.

Sehari sebelum pembukaan porseni Rabu (3/8) sekitar pukul 10.16 penulis yang tengah melaksanakan tugas sebagai panitia pelaksana bidang publikasi dan dokumentasi mendapat telepon. “Pak Zul,” menelpon batinku.

Dengan cepatnya penulis tekan tombol jawab. “Assalamualaikum, Pak?” sapaku. Terdengar balasan: “Waalaikum asalam, Ahmad, ini Pak Zulhelmi. Saya mau ke Jagong.” katanya. Dengan perasaan gembira, terharu, dan sedih bercampur memenuhi relung pikiran dan hatiku.

“Ya, Pak. saya sangat gembira, tetapi saya sedih tak bisa antar Bapak, saya sedang bertugas sebagai panitia, Pak,” jawabku. “Tak apa-apa, ini ada Pak Suburdi penyuluh agama yang tugas di KUA Jagong tempat Harun Usman (Kepala KUA Jagong) yang mau mengantar,” balas Pak Zul yang sekarang merupakan Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan (BDK) Provinsi Aceh.

Pak Zulhelmi A Rahman  adalah guru bahasa Arab saat penulis belajar di MAN 1 Banda Aceh (sekarang MAN 1 Model Banda Aceh). Penulis tamat 1990, beliau juga guru Usman Harun, Lc saat di Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) yang merupakan madrasah unggulan menteri agama saat itu H. Munawir Sadzali. Berdasarkan info di facebook dan keterangan teman di Jagong Pak Zul benar sampai ke Jagong.

Pengalaman kedua yang berkesan bagi penulis adalah ketika Kepala Bidang Pembinaan Syariah (Kabid Binsyar) di Kanwil Kementerian Agama Provinsi Aceh Drs. H. Hamdan, MA saat pembagian hadiah kepada pemenang lomba tanfidz Alquran tingkat MI, MTs dan MA di Masjid Padang di tepi sungai Peusangan.

Usai memberikan pidato dan salam penutup, Pak Hamdan berjalan menuju kerumunan peserta dan pendamping. Dengan langkah santun beliau menghampiri dan memegang erat tangan seseorang, sambil berkata: “Mari Pak, duduk di depan,” ajaknya.

Lelaki yang diajaknya pun mengikutinya meski seperti agak segan, namun ajakan yang penuh rasa penghormatan nampaknya menjadikan pantang untuk ditampik. Lelaki yang diajak Pak Hamdan adalah Dosen Tarbiyah UIN Ar Raniry yakni Bapak  Dr. Syahbuddin Gade, MA. dan beliau juga merupakan dosen Pak Hamdan dan penulis saat di Pascasarjana.

IMG-20160813-WA0021Hubungan guru dan murid, dosen dan mahasiswa ternyata tak terbatas saat masih berstatus pelajar atau mahasiswa. Apalagi di era digital dan dukungan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. Kami biasa untuk saling mengetahui tentang kegiatan masing-masing. Saling menyukai dan mendoakan, saling berbagi pengetahuan dan pengalaman.

Barangkali, Pak Zul ingin tahu situasi di tempat tugas para muridnya, barangkali Pak Hamdan ingin lebih dekat dengan dosennya, mungkin mereka tidak ingin sekedar dekat di dunia maya, bukan hanya di hatinya, mungkin mereka ingin merasakan nikmatnya silaturahmi dengan menggenggam erat jemari dan membangun motivasi. Penulis tak tahu pasti. Yang tertangkap dalam bathin penulis, mereka telah membangun komunikasi yang sangat berarti.

“Selamat Pak, terima kasih atas kunjungannya ke Kecamatan/ kampung kami. Bahagia sekali, Bapak adalah guru kami dengan berkunjung ke tempat kami terasa seperti kehadiran orang tua sendiri. Namun, sangat sedih tatkala tidak bisa bertemu dan mendampingi kehadirannya. Mohon maaf Pak… ” hanya ini yang dapat penulis balas, saat Pak Zul SMS untuk kembali ke Banda Aceh. Kembali beliau membalas, “Ya pak Ahmad. Kami tahu bapak lagi tugas. Insya Allah lain waktu kita ketemu insya Allah.”

* Kepala MTsN Jagong Jeget dan selaku Anggota Bidang Dokumentasi dan Publikasi dalam Panitia Pelaksana Porseni ke-15

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.