Khutbah di Masjid Malik Ishaq, Mahbub Fauzie : Syukurilah Nikmat Kemerdekaan

oleh
Ilustrasi : Merah putih di Redelong Bener Meriah. (Kha A Zaghlul)

MahbubPARA pahlawan yang telah berjuang tulus dan ikhlas hingga kemudian tercapailah kemerdekaan negeri kita ini. Mereka bercucur keringat dan darah rela berkorban jiwa serta raga demi tanah air tercinta, Indonesia. Banyak di antara mereka yang gugur sebagai syuhada dalam medan pertempuran.

Sejarah mencatat, bahwa  tanggal 17 Agustus 1945 adalah hari mula kali negeri khatulistiwa bernama Indonesia ini resmi menjadi negara merdeka, lepas diri dari kungkungan penjajah. Di hari itu, Ir Soekarno dan Mochammad Hatta atas nama bangsa Indonesia, memproklamasikan kemerdekaannya. Hingga saat ini, sudah 71 tahun republik ini berusia.

“Para pejuang dan pahlawan pendahulu kita telah mengantarkan hingga ke depan pintu gerbang kemerdekaan. Kita sekarang sudah berada di dalam kemerdekaan ini. Dalam usia republik yang tak lagi muda, apa yang sudah dilakukan untuk mengisi kemerdekaan oleh lapisan generasi selama ini. Termasuk kita yang kini sedang menikmati kemerdekaan, apa sudah kita lakukan?”

Pertanyaan introspektif itu disampaikan khatib shalat jumat (12/8) Mahbub Fauzie di Mesjid Besar Malik Ishaq, Isak, Kecamatan Linge, Aceh Tengah. Dalam khutbah pertamanya, dengan pesan takwa serta berhujjah pada Surah Ibrahim Ayat 7, Kepala KUA Kecamatan Linge ini mengajak jamaah dan masyarakat untuk senantiasa mensyukuri nikmat Allah Swt yang begitu banyak.

Termasuk nikmat kemerdekaan yang saat-saat ini hari proklamasinya sedang dalam penyambutan perayaannya.

“Setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu kita lakukan terkait syukur nikmat atas kemerdekaan ini,” ujar Mahbub yang pagi jumat itu baru kembali dari Banda Aceh mengikuti kegiatan asesemen penghulu yang dilaksanakan Kanwil Kemenag dan Balai Diklat Keagamaan (BDK) Aceh.

Pertama, mari kita syukuri nikmat kemerdekaan ini dengan senantiasa mengingat dan meneladani para pejuang dan pahlawan kita yang tulus ikhlas berkorban jiwa dan raganya demi bangsa, negara dan agama.

“Hikmahnya, kita yang saat ini menikmati hasil perjuangan mereka meski berbuat hal yang sama dalam hal bagaimana kita mempersiapkan generasi penerus pengisi kemerdekaan ini,” ujar Mahbub sembari merujuk Surah An-Nisa ayat 9 yang maksudnya agar kita takut kepada Allah sekiranya meninggalkan di kemudian hari, generasi yang lemah. Maka, perlu kaderisasi generasi untuk mengantisipasi hal tersebut.

Kedua, senantiasa mendoakan kebaikan bagi para pejuang pendahulu kita. Karena dengan doa, ada harapan dan upaya kita menghargai dan selalu mengingat jasa pendahulu, yang telah melakukan upaya terbaik demi masa depan kebaikan bangsa ini.

Dan ketiga, mensyukuri nikmat kemerdekaan dengan memberdayakan semua potensi yang ada di sekitar kita. Baik potensi sumberdaya manusia (SDM) maupun sumberdaya alam (SDA) demi kemaslahatan. “Apapun profesi kita, mari berbuat yang terbaik dan yang bermanfaat. Baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, masyarakat. Maupun bagi bangsa, negara dan agana,” tandasnya. (WA)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.