Disinyalir Ada Ketidakadilan Perdagangan Kopi Gayo di Sumut

oleh
Kopi Arabika Gayo di tepi danau Lut Tawar. (LGco-Kha A Zaghlul)
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah ketika menghadiri BKMT di Kabupaten Bener Meriah bersama Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin dan Sekda Bener Meriah, Ismarissiska
Gubernur Aceh, Zaini Abdullah ketika menghadiri BKMT di Kabupaten Bener Meriah bersama Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin dan Sekda Bener Meriah, Ismarissiska

Redelong-LintasGayo.co : Gubernur Aceh, dr. Zaini Abdullah mensinyalir ada ketidakadilan dalam perdagangan kopi selama ini, ketika kopi yang ditanam di Gayo Provinsi Aceh, namun punya label Sumatera Utara karena sistem ekspor yang dinilai kurang menguntungkan petani maupun daerah produsen.

“Kita akan berupaya meningkatkan nilai tambah kopi petani dengan tidak langsung menjual dalam bentuk biji merah atau hijau, begitu juga sistem ekspor harus ada upaya yang lebih menguntungkan petani dan daerah produsen,” kata Doto Zaini, sapaan Gubernur ketika berbicara dihadapan peserta pengajian BKMT Kabupaten Bener Meriah, Rabu (18/05/2016) di Kampung Rikit Musara Kecamatan Permata.

Penilaian Gubernur, kopi Arabica Gayo adalah aset berharga bagi Aceh, terutama ditinjau dari sisi sumber daya alam hayati. Karenanya, kopi Gayo menurutnya harus dijaga kelestarian dan kualitas dengan terus diupayakan menambah nilai jual untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Kualitas Kopi Gayo harus dijaga, bukan hanya pengelolaan tapi juga sistem ekspor,” ujarnya.

Selain itu, Doto Zaini mengapresiasi upaya pemerintah daerah untuk mempromosikan Kopi Gayo seperti yang dilakukan oleh Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin yang berperan aktif dalam ekspo kopi dunia yang dilakukan oleh Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) di Gothenburg- Swedia pada tahun 2015 lalu dan ekspo kopi dunia yang diselenggarakan oleh Specialty Coffee Association of America (SCAA) di Atlanta- USA pada bulan April 2016 lalu.

“Semakin gencarnya promosi Kopi Gayo kita harapkan berdampak bagi kesejahteraan masyarakat,” kata Zaini dihadapan peserta yang turut dihadiri Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin dan Sekda Bener Meriah, Ismarissiska.

Wilayah dataran tinggi Gayo Provinsi Aceh saat ini merupakan produsen kopi Arabica kualitas ekspor dengan luasan tanam hingga 100 ribu hektar lebih dan diperkirakan mampu menghasilkan devisa mencapai Rp. 5 Triliun pertahun.(MK | Kh)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.