Redelong-LintasGayo.co : Pertemuan dalam mencari titik terang berkaitan dengan keberadaan tangkapan air Burtelong dan keberadaan hutan lindung yang berada di kawasan Gunung Api Burtelong dan Bur Kul kembali dilanjutkan aula Kampung Pasar Simpang Tiga Redelong, Kamis 5 Mei 2016.
Ketua Ketua Majelis Adat Gayo (MAG) Jafaruddin dalam pembukaan pertemuan membahas sumber air yang dikelola PDAM Kabupaten Bener Meriah ini mengungkapkan jika beberapa pertemuan yang sudah dilakukan dengan pihak pemerintah baik dengan Bupati dan DPRK belum ada solusi yang kongkrit sehingga harus dilakukan pertemuan kembali dalam upaya memperkuat argument untuk mempertahankan keberadaan hutan lindung dan tangkapan air.
“Apabila permasalahan ini kita biarkan maka kita akan kehabisan air dan berimbas pada anak cucu kita, terlebih lagi air ini akan tercemari,” ungkap Ketua MAG Bener Meriah.
Selanjutnya ulasan Reje Pasar Simpang Tiga, Khaidir dengan sangat tegas menyatakan dirinya sudah kehabisan energi untuk menyikapi kondisi Ulu Nuwehni (sumber mata air), karena hampir sepuluh kali pertemuan dengan pihak pemerintah tidak ada solusi yang kongkrit.
“Kita tidak bisa diam lagi upaya sudah cukup banyak kita lakukan namun tidak ada hasil. Selanjutnya kita harus menyampaikan kondisi ini kepada tingkat yang lebih tinggi jika perlu kita langsung menyampaikan kepada bapak Menteri,” katanya.
Argumen ini diperkuat oleh Muhammad Ali Reje Paya Gajah. “Kita tidak bisa lagi biarkan, kalau dewan-dewan kita tidak mendengar maka kita akan menyampaikan secara tertulis kepada Gubernur, bahkan sampai ke tingkat menteri jika perlu, karena kita menganggap permasalahan ini kita anggap tidak bisa lagi di selesaikan tingkat kabupaten,” ujar Muhammad Ali.
Sebagai narasumber dalam diskusi ini selain Ketua Majelis Adat Gayo (MAG) Jafaruddin, Mukim Simpang Tiga H. Ibrahim, dan ketua Majlis Dewan Duek Pakat Mukim (MDPM) Aceh Besar Adnan M. Yunus. (Fkr)