WALAU sudah berusia lanjut, Syamsuddin Said yang dilahirkan di Blangkejeren 21 Maret 1935 masih aktif menulis dan masih berstatus anggota Muda sejak tahun 2015 di Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Gayo Lues.
Pensiunan guru ini bahkan berhasil menerbitkan buku 4 buku, masing-masing berjudul Njaing, Kode Alam, Seraya dan Terhempas Karena Prahara.
“Pak Syamsuddin luar biasa, kita perlu teladani kegigihannya dibidang jurnalistik,” ungkap ketua PWI Aceh, Tarmilin Usman beberapa waktu lalu saat berkunjung dan bersilaturrahmi dengan Syamsuddin Said di Blangkejeren.
Tak hanya dibidang kewartawanan, ternyata mantan wartawan di Haba Rakyat, Gayo Tribun, Takengon Ekspres, Media NAD, dan terakhir menjadi redaktur senior di LintasGayo.co ini juga pernah aktif di berbagai organisasi di Gayo Lues.
Di PGRI sempat dipercayakan sebagai Sekretaris (1959-1966), Sekretaris Dekopinda selama 2 periode dan seabrek organisasi lainnya. Dia juga kerap dipercayakan sebagai pemateri seminar dan sejenisnya dibidang adat budaya serta tentu saja di bidang jurnalistik.
Lalu apa pesan Syamsuddin Said kepada generasi muda Gayo, “Berkaryalah, tidak ada istilah tua untuk belajar dan berkarya,” kata Syamsuddin Said yang mengaku agak kecewa atas tidak aktifnya kepengurusan PWI Gayo Lues sejak di lantik awal tahun 2015 lalu.
Silahkan klik DISINI untuk membaca tulisan-tulisan Syamsuddin Said. (Kh)