Bandara Rembele, Jokowi dan Peluang Besar Pengembangan Wisata di Gayo

oleh
Bandara Rembele. (LGco_Khalis)

Oleh : Win Wan Nur

WWN-2SELAMA ini ada satu hal yang sangat membuat banyak pihak geregetan melihat Gayo, potensi wisatanya yang tidak tergarap optimal. Bagaimana tidak geregetan, Gayo memiliki panorama alam yang indah, udara yang sejuk dan sekarang yang sedang naik daun di seluruh dunia, wisata Kopi yang tidak satu tempat pun di Indonesia yang memiliki potensi sebesar di Gayo.

Kendala terbesar selama ini adalah Pengelola Destinasi Wisata (DMO) baik itu Dinas Pariwisata Provinsi maupun Kabupaten kentara sekali tidak tahu apa yang harus diperbuat untuk mengelola segala potensi luar biasa yang dimiliki Gayo.

Selama ini di Indonesia hampir seluruh stake holder industri pariwisata hanya fokus kepada membangun  Obyek  Pariwisata,  lebih  kepada  pendekatan  menjual  keindahan  panorama alam dan atraksi budaya. Gayo, meski tidak memiliki strategi yang jelas,  juga melakukan itu.

Sejauh ini stake holder industri pariwisata belum melakukan pendekatan berdasarkan Minat dari Subyek Pariwisata itu sendiri, yaitu para wisatawan. Karena itulah sebenarnya sekarang sudah saatnya kita mulai melakukan strategi pemasaran pariwisata modern, dengan mengedepankan pendekatan berdasarkan minat dan produk yang ingin dibeli oleh para wisatawan.

Untuk Gayo, sebagaimana sering saya sampaikan. Pariwisata dengan karakter ‘mass tourism’ sebagaimana yang berkembang di daerah selatan pulau Bali, bukanlah sebuah pilihan. Kultur dan tata nilai masyarakat Gayo tidak cocok untuk mengembangkan pariwisata jenis itu.  Bagi Gayo, pariwisata jenis itu akan menciptakan kerusakan yang jauh lebih besar dibanding manfaatnya.

Tapi pasar pariwisata bukan hanya mass tourism, malah sekarang ini di seluruh dunia orang lebih tertarik menyasar ‘Niche Market’ satu ceruk pasar yang meskipun tidak terlalu besar tapi menghasilkan pendapatan yang seringkali justru lebih bagus.

Di bawah ini adalah  “Segmen  Pasar”  pada  Industri  Pariwisata yang dikelompokkan  berdasarkan Subyek   Pariwisata   dengan   minat   dan   tujuan   wisata   yang   berbeda.   Urutan   dibuat berdasarkan jumlah wisatawan dan perputaran uang terbesar di seluruh dunia:

1.   Youth Tourism
2.   Education Tourism
3.   Retirement Tourism
4.   Health & Wellness Tourism
5.   Shopping Tourism
6.   MICE Tourism
7.   Pilgrimage Tourism
8.   Sport Tourism
9.   Eco Tourism
10. Marine Tourism
11. Cruise Ship Tourism
12. Theme Park Tourism
13. Gambling Tourism

Dari ke-13 segmen wisata tersebut Marine Tourismdan Gambling Tourismsudah jelas tidak mungkin dikembangkan di Gayo. Tapi yang lain masih mungkin. Tapi yang lain masih bisa.

Beberapa segmen di atas ada beberapa yang sangat potensial untuk dikembangkan di Gayo. Sebut saja seperti Youth Tourism, Education Tourism, Health & Wellness Tourism,  Eco Tourism,  MICE Tourism dan dengan event pacuan kuda, Sport Tourism juga sangat layak dikembangkan.

Selama ini kendala terbesar bagi Gayo untuk menggarap segmen ini adalah masalah akses transportasi.

Tapi ini teratasi dengan dibukanya Bandara Rembele. Dengan meningkatnya status bandara yang akan diresmikan sendiri oleh presiden RI ini, semua potensi itu bisa digarap. Apalagi untuk ini kentara sekali kalau Jokowi, sang presiden RI memberi perhatian lebih untuk Gayo.

Saat ini, wisata Kopi sedang naik daun di mana-mana. Sementara Gayo, siapapun mengakui kalau Gayo dengan latar keindahan alamnya adalah surga kopi dunia. Sehingga dengan naiknya status Bandara Rembele, wisata Kopi menjadi sangat bisa diandalkan untuk menggarap segmen Youth Tourism, Education Tourism, Health & Wellness Tourism,  Eco Tourism,  MICE Tourismbahkan Cruise Ship Tourism kalau pemerintah Gayo bisa mengintegrasikan strategi pariwisatanya dengan Sabang yang saat ini dikunjungi kapal pesiar secara reguler.

Seperti Banyuwangi yang berhasil membangun image dengan membuat lomba balap sepeda internasional Tour de Ijen yang menjadikannya sebagai salah satu tujuan Sport Tourism paling penting di Indonesia. Gayo dengan potensinya sangat layak mengembangkan Kompetisi Sepeda Gunung Internasional secara reguler dan ini sudah tidak dimulai dari nol. Atlet-atlet sepeda gunung dari Gayo sudah mampu berbicara di tingkat nasional.

Jadi akan sangat disayangkan sekali kalau momen kedatangan presiden ini hanya menjadi momen seremonial basa-basi tanpa hasil apa-apa. Sebab kalau pemangku kebijakan di Gayo sigap, memaparkan potensi wisata yang layak dikembangkan di Gayo. Sebab dengan dukungan dari pusat, dengan melibatkan kementrian. Bukan tidak mungkin Gayo dengan keunggulan potensi wisata kopinya bisa dimasukkan dalam salah satu prioritas wisata nasional. Yang pada gilirannya akan membuka banyak lapangan kerja untuk masyarakat Gayo.[]

*Pengamat Sosial Ekonomi dan Politik

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.