AB Susanto : “Kedel” Itu Penyakit, Bukan Kutukan

oleh
Jemali dalam kesendirian dalam pengucilan. (LGco_Khalis)
Salah satu penyandang Kedel (Kusta) Jemali dalam kesendirian dalam pengucilan. (Foto: Khalis | LGco)
Salah satu penyandang Kedel (Kusta) Jemali dalam kesendirian dalam pengucilan. (Foto: Khalis | LGco)

Banda Aceh-LintasGayo.co: Kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap penyakit kedel (Kusta, Gayo: Red) akhirnya menjadi sebab munculnya stigma negatif dan tindakan diskriminatif (tidak adil) bagi penyandang kusta. Hal ini diungkapkan AB Susanto Duta Besar The Leprosy Mission International (TLM) untuk Indonesia baru-baru ini di Jakarta.

“Kusta disebabkan oleh bakteri, yang bernama Mycobacterium Leprae. Jadi bukan karena keturunan, kutukan, ataupun hukuman dari dosa,” tegas Susanto seperti dikutip dari klikdokter.com.

Susanto juga menambahkan, kusta merupakan penyakit yang tidak mudah menular dibandingkan penyakit jenis menular lainnya,”Lebih dari 95 persen dari total penduduk dunia secara alamiah kebal terhadap penyakit ini. Diperkirakan penularan yang terjadi ada hubungannya dengan kondisi kekurangan gizi dan kemiskinan,” papar Susanto.

Sementara itu, lanjut Susanto, Kusta juga bisa disembuhkan dengan obat yang disebut MDT (Multi Drug Therapy). Untuk tipe paucibacillary (PB) perlu waktu 6 bulan, sedangkan tipe multibacillary (MB) lebih lama yaitu sekitar 1 tahun. Penderita kusta yang diobati dini sebelum timbulnya cacat akan sembuh sempurna.

Senada dengan Susanto, dr. Zulfikar yang sehari-hari bekerja sebagai Dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT) beberapa minggu yang lalu di Puskesmas Tripe Jaya menjelaskan, penyakit kusta tidak menular lagi jika sudah menjalani pengobatan intensif setiap harinya selama 6 bulan untuk kategori ringan dan 9 bulan untuk Kusta berat. Karena kumannya sudah mati.

Tapi sayang, tambah dr. Zulfikar, Kusta atau Kedel kerap dianggap sebagai kutukan oleh masyarakat. “Harusnya tidak lagi dikucilkan, penderita yang sudah menjalani pengobatan sesuai ketentuan medis penyakitnya sudah sembuh dan tidak menular lagi karena kumannya sudah mati. Justru yang berbahaya adalah TBC,” ungkap dr.Zulfikar.

“Jika sudah berobat tidak ada masalah lagi. Dan Kusta tidak mudah menular, butuh 2-5 tahun untuk menular dari si sakit kepada orang sehat, itupun jika mereka berhubungan kontak terus menerus. Selain itu kusta juga bukan penyakit keturunan,” demikian dr. Zulfikar. (Supri Ariu | Kh)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.