Sekdes Lesten : Kami Belum Merdeka

oleh
Kondisi jalur transportasi menuju Desa Lesten (Foto: Firdaus)
Sekdes Lesten Ibrahim (tengah) | Foto: Firdaus
Sekdes Lesten Ibrahim (tengah) bersama seorang warga dan anggota GEAR Gayo Lues | Foto: Firdaus

Banda Aceh-LintasGayo.co: Sekretaris Desa Lesten, Kec Pining, Kab Gayo Lues Ibrahim mengatakan, selama akses transportasi ke Desa mereka tetap seperti sekarang ini, mereka jauh dari kata merdeka. Hal itu dikatakan Ibrahim dihadapan komunitas trail Gayo Extream Advanture (GEAR) Gayo Lues dan Dandim 0113/Gayo Lues yang belum lama ini mengunjungi desa tersebut.

“Karena akses transportasi yang sangat parah, kami jadi kesulitan menjual hasil perkebunan. Kalau tidak dijual, kami mau makan apa? Lain lagi biaya untuk anak-anak sekolah,” keluh Ibrahim.

Kondisi jalur transportasi menuju Desa Lesten (Foto: Firdaus)
Kondisi jalur transportasi menuju Desa Lesten (Foto: Firdaus)

Ibrahim menjelaskan, saat ini mereka hanya memiliki satu unit Jhon Deere (alat berat) bantuan Dinas Pertanian Gayo Lues sebagai alat transportasi mereka, itupun sering rusak harus diperbaiki dulu.

Ditanya mengenai pemerintah setempat, Ibrahim menjawab bahwa terakhir Bupati Gayo Lues H. Ibnu Hasim pernah mengunjungi mereka pada tahun 2013 dan pada tahun 2015 Lesten kembali dikunjungi namun yang datang hanya sang istri Bupati yakni Hj. Salamah.

Lanjut Ibrahim, untuk menuju Lesten membutuhkan waktu tempuh hingga 9 jam. Itupun jika kondisi cuaca baik. Padahal, kata Ibrahim, jarak dari pusat Kecamatan Pining ke Lesten hanya sejauh 18 Kilometer.

Kondisi jalur transportasi menuju Desa Lesten (Foto: Firdaus)
Kondisi jalur transportasi menuju Desa Lesten (Foto: Firdaus)

“Sebenarnya jaraknya hanya 18 kilometer, tapi karna jalannya seperti ini kami butuh 9 jam baik dengan menggunakan jhon deere atau jalan kaki,” terang Ibrahim.

Sementara itu, salah satu anggota GEAR Gayo Lues, Firdaus pada Rabu (13/1/2016) pagi menjelaskan, karena tidak ada pilihan lain, mau tidak mau warga Lesten mesti menggunakan jhon deere untuk membawa hasil kebun mereka ke Pining dengan tarif Rp. 35.000 per orang sedangkan untuk barang Rp. 4.000 per kilogramnya.

“Tidak ada kendaraan yang mampu melewati medan Lesten selain jhon deere. Termasuk sepeda motor trail ini,” timpal Firdaus.

Ini bukan masalah masyarakat Lesten semata, ini masalah kita semua. Ini masalah serius. Tolong dong Pemerintah Gayo Lues, Aceh dan Pusat lihat kondisi mereka, pinta Firdaus menutup keterangannya. (Supri Ariu)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.