Pematang Siantar-LintasGayo.co : Balai Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan (Balai Diklat Kehutanan) Pematang Siantar, salah satu balai pelatihan yang berada di bawah Kementerian Kehutanan, saat ini sedang menggelar dua pelatihan bagi para penyuluh kehutanan dan kelompok tani hutan (KTH) yang diselenggarakan di Balai Diklat Kehutanan Jalan Bali No 12 Kota Pematang Siantar dan Unit Pelaksana Balai Pelatihan Pondok Buluh.
Pelatihan pertama adalah Diklat Pendampingan KTH yang diikuti oleh 30 penyuluh kehutanan pendamping kegiatan bidang kehutanan dari 5 (Lima) provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau. Pelatihan ini dilaksanakan selama 5 hari dari tanggal 1 sampai 5 Desember 2015, dibuka oleh Kepala Balai Diklat Kehutanan Pematang Siantar, Dr. Sumarlan, S Pd, M Si, Selasa kemarin (1/12/2015).
Dalam pembukaan pelatihan tersebut, Sumarlan menyatakan bahwa pelatihan ini diharapkan bisa menjadi bekal bagi para penyuluh kehutanan untuk melakukan pendampingan bagi kelompok tani hutan yang menjadi peserta program reboisasi, hutan rakyat maupun agroforestry di daerahnya masing-masing, karena setiap tahunnya terjadi peningkatan alokasi program kehutanan di semua daerah, untuk itu sangat dibutuhkan penyuluh pendamping yang memiliki kemampuan dan skill yang memadai, sehingga kelompok-kelompok tani dapat melaksanakan program kehutanan tersebut secara optimal.
Sementara itu di Unit Pelaksana Balai Pelatihan Aek Nauli Pondok Buluh, yang merupakan bagian dari Balai Diklat Kehutanan Pematang Siantar, juga sedang berlangsung Pelatihan Teknis Budidaya Jamur Tiram bagi 30 petani anggota kelompok tani hutan, juga dari 5 provinsi seperti pelatihan lainnya. Pelatihan ini dimaksudkan agar kelompok tani hutan memiliki keterampilan di bidang budidaya jamur tiram serta mampu meningkatkan kesejahteraan mereka dari usaha sampingan tersebut, sehingga dapat meminimalisir perambahan hutan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan. Diklat bagi petani ini akan berlangsung selama 15 (Lima belas) hari dari tanggal 1 sampai 15 Desember 2015 yang akan datang. Unit pelaksana balai yang terletak di tengah hutan di pinggir jalan lintasan Pematang Siantar – Prapat itu memang cukup representative untuk menggelar pelatihan teknis, selain arealnya yang luas dan suasananya tenang, bali ini juga memiliki tempat praktek yang sangat memadai.
Untuk Diklat Pendampingan KTH, menurut Fathan, Kasubbid. Pelatihan pada Badan Penyuluhan dan Ketahanan kabupaten Aceh Tengah, pihaknya mengirimkan 2 orang penyuluh kehutanan yaitu Husaini, SP dari BP3K Lut Tawar dan Iwan Miluandi, S Hut dari BP3K Bintang. Sementara untuk pelatihan teknis Budidaya Jamur Tiram, dia mengirimkan Syaifullah, Ketua Kelompok Hutan (KTH) Kin Tawar dari Desa Mendale Kecamatan Kebayakan yang baru-baru ini berhasil meraih Juara II Lomba Pelestarian Hutan se provinsi Aceh. Sebelumnya, lanjut Fathan, pada bulan Nopember 2015 yang lalu, pihaknya juga sudah mengirimkan Nazariah, S Hut, satu-satunya penyuluh kehutanan perempuan di Aceh Tengah, untuk mengikuti Diklat Teknis Kehutanan di tempat yang sama.
“Alhamdulillah, selama ini jalinan kerjasama kita dengan Balai Diklat Kehutanan Pematang Siantar sangat baik, sehingga setiap tahunnya kita selalu mendapat alokasi peserta pelatihan dari balai ini, baik bagi penyuluh maupun petani. Selama lima tahun terakhir ini, saya sudah mengirimkan tidak kurang dari 50 peserta untuk mengikuti berbagai pelatihan di tempat ini,” sambung Fathan.
Sebagai Kasubbid Pelatihan, Fathan memang dikenal cukup intens melakukan pendekatan, komunikasi dan kerjasama dengan berbagai balai pelatihan seperti Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu, Jawa Timur, Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pertanian (PPMK) Ciawi, Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Jambi dan tentu saja Balai Diklat Pertanian (BDP) Aceh di Saree.
“Melalui komunikasi dan kerjasama yang baik dengan balai-balai pelatihan itu, peluang penyuluh-penyuluh kita untuk mengikuti berbgai pelatihan menjadi lebih besar, ini sangat bermanfaat bagi mereka, selain untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas sumberdaya manusia, mereka juga dapat memperoleh angka kredit yang sangat dibutuhkan untuk syarat kenaikan pangkat mereka,” pungkas Fathan.
(Rilis)