Pak Nas : Aceh Tengah Belum Akan Mengekspor Kopi Roasting

oleh

Bupati NasaruddinTakengon-LintasGayo.co : Sebagai daerah penghasil kopi Arabika terbesar di Indonesia, kabupaten Aceh Tengah masih mengekspor biji kopi dalam keadaan utuh (green bean) ke sejumlah negara tujuan, mulai dari Amerika Serikat, sejumlah negara Asia hingga negara-negara Eropa.

Bupati Aceh Tengah Nasaruddin secara khusus menegaskan bahwa ke depan Aceh Tengah masih memproduksi biji kopi berupa green bean dan belum akan mengekspor biji kopi yang sudah diroasting (gonsengan).

“Khusus biji kopi kita belum akan mengekspor yang sudah diroasting karena selera setiap orang berbeda”, ujarnya saat menjawab pertanyaan wartawan ketika mendampingi delegasi tim Specialty Coffee Association of Europe (SCAE) mengunjungi perkebunan kopi rakyat, Rabu 16 Nopember 2015.

Ketua DPW Perhiptani Aceh ini mencontohkan selera orang Asia berbeda dengan Amerika demikian juga dengan selera orang Eropa, sehingga untuk menentukan kualitas kopi hasil roastingan para importir menyesuaikan dengan selera masing-masing konsumennya

Nasaruddin lalu menunjuk bagaimana Starbucks meramu kopi sesuai dengan standar pelanggannya. “Komposisi kopi Starbucks 15 persen merupakan kopi Gayo. Mereka memiliki standar sendiri untuk menentukan cita rasa dan tingkat keasaman. Ada orang yang suka kadar asam rendah, juga sebaliknya”, jelas Nasaruddin.

Dengan demikian konsumen akhir (baca: penikmat kopi) di sejumlah negara tujuan memiliki kebebasan untuk menentukan taste sesuai selera masing-masing.

Kunjungan delegasi SCAE ke dataran tinggi Gayo‎, merupakan balasan dari partisipasi Pemerintah Aceh tepatnya Badan Investasi dan Promosi Aceh, Pemkab Aceh Tengah dan Pemkab Bener ‎Meriah yang sebelumnya menghadiri undangan SCAE pada ekspo kopi dunia di Gothenburg Swedia pada medio Juni 2015 lalu.

‎Menurut Nasaruddin kunjungan ini merupakan peluang yang sangat baik bagi daerah penghasil kopi arabica tersebut untuk memperbesar ekspor langsung ke Eropa.

“Eropa saat ini menjadi konsumen utama kopi khususnya arabica, beruntung sekali tim SCAE bisa berkunjung dan melihat langsung bagaimana budidaya kopi arabica Gayo langsung mulai ditingkat petani hingga eksportir,” kata Nasaruddin.

Diakui Nasaruddin bahwa selama ini ekspor kopi Gayo ke Eropa masih kecil‎, walaupun kopi Gayo‎ sudah banyak beredar di Eropa yang didapat dari Importir Amerika.

“Selama ini mata rantai masih panjang, kedatangan SCAE kemari tentu akan membuka peluang untuk meningkatkan volume ekspor ke negara-negara Uni Eropa,” demikian Nasaruddin.

(MF | DM)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.