Penulisan Sejarah Gayo Sebaiknya Ditulis dari Sudut Pandang Indo Sentris

oleh
Iwan Gayo (kiri) dan Prof. Dien Majid
Iwan Gayo (kiri) dan Prof. Dien Majid
Iwan Gayo (kiri) dan Prof. Dien Majid

Jakarta-LintasGayo.co : Menulis sejarah peperangan Gayo sebaiknya dilihat dari sudut pandang Indo sentris. “Perjuangan harus dilihat dari dalam, seberapa jauh orang-orang Gayo terlibat dalam mempertahankan wilayahnya melawan kolonialis Belanda,” kata Prof. M. Din Madjid di Jakarta, Selasa (10/11/2015), menanggapi Ekspedisi.

 Sementara ini, jelasnya, kebanyakan penulis-penulis hanya berorientasi kepada Eropa sentris. Keterlibatan peperangan itu lebih banyak dikomentari dengan melihat keterlibatan orang-orang Belanda daripada orang-orang Indonesia atau orang-orang Gayo sendiri

“Lebih bagus lagi, pemerintah daerah mengakomodir penulisan sejarah Gayo yang dilihat dari kaca mata orang pribumi sendiri. Saya sudah pernah mewawancarai tokoh di Gayo, bagaimana kiat dan keterlibatan orang-orang Gayo dalam berjuang. Ada seorang pejuang yang sengaja bersembunyi di bawah kayu-kayu yang sudah rebah. Begitu lewat Belanda, langsung dibunuh dengan pedang,” sebutnya.

Kebalikannya, sambung Prof. Madjid, informasi tersebut tidak pernah disebut pihak Belanda. Jadi, yang kelihatan hanya orang Belanda. Orang pribadi sendiri tidak pernah kelihatan.

“Bagus sekali, kalau memandang ini dari Indo sentris, dibandingkan Eropa sentris,” tegasnya, sambil, mengungkapkan, masalah penulisan sejarah dari sudut pandang Indo sentris ini sudah dirintis sejak Kongres Sejarah I di Yogyakarta, tahun 1957. “Sejak saat itu lah mulai pemikiran merubah penulisan sejarah peperangan di Indonesia dari sudut pandang Indo sentris,” tegasnya. (AF) 

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.