Pantang Berburu Kambing Hutan kian Pupus di Pining

oleh
Serow_Capricornis_sumatraensis (foto : mongabay.co.id)

Catatan Ismail Baihaqi

Serow_Capricornis_sumatraensis (foto : mongabay.co.id)
Serow_Capricornis_sumatraensis (foto : mongabay.co.id)

Dataran tinggi Gayo memang negeri kaya, selain budaya juga kaya SDA berupa hutan yang masih asri terhampar dengan gunung, lembah dan juga jurang. Salahsatu kawasan yang berdampingan dengan hutan adalah kemukiman Pining Kabupaten Gayo Lues, hutannya membentang hingga kabupaten Aceh Timur dan Aceh Tamiang yang dihuni berbagai macam binatang, salahsatunya Noang (Kambing Hutan).

Di daerah lain Noang dikategorikan sebagai hewan yang diburu, dagingnya lezat melebihi citarasa daging kambing atau domba. Daging Noang dianggap sebagai makanan istimewa, hanya untuk kalangan bangsawan, yang beruntung dan pemburunya saja. Tak heran jika di daerah lain Noang sulit dicari, karena intensitas perburuan sangat tinggi. Namun di Pining, Noang justru bersahabat dengan manusia, tidak diburu malah justru pantang dibunuh apalagi dikonsumsi.

Diceritakan seorang warga Pining, Bidin Aman Sila beberapa waktu lalu, konon pada zaman dulu seorang warga Pining menginap penyakit Kusta, dia diusir dari perkampungan ke tengah hutan belantara karena dikhawatirkan penyakit tertular kepada warga lainnya.

Dengan penderitaannya, dia hidup sendiri di hutan tersebut, suatu ketika datang seekor Noang dan menjilati penyakit tersebut hingga sembuh serta kembali hidup normal.

Syukur tak terkira, orang tersebut akhirnya kembali berbaur dengan masyarakat dan bersumpah tidak akan menggangu, memburu apalagi mengkonsumsi daging Noang hingga anak cucunya.

Bermula dari cerita inilah, hingga saat ini warga Pining tidak memburu dan mengkonsumsi Noang. Bahkan terpapar asap masakan daging Noang bisa membuat badan warga Pining gatal-gatal.

Pun sudah dipantangkan, ada saja oknum-oknum yang tidak bertangggungjawab yang memburu Noang dan dijual ke pasaran. Bila tidak ada upaya pencegahan, maka Noang yang dulunya banyak berkeliaran di jurang atau tebing akan punah dan kearifan lokal persahabatan Noang dengan manusia segera tinggal cerita.

Padahal, jika kearifan lokal ini bertahan akan menjadi daya tarik sendiri bagi Pining sebagai satu-satunya wilayah dimana Kambing Hutan bebas berkeliaran. [Kh]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.