Peduli Kelangsungan Bahasa, Dardanila Tulis Buku Bahasa Gayo

oleh

Dardanila-2Medan-LintasGayo.co : Bahasa Gayo berpotensi terancam punah untuk jangka waktu panjang. Karenanya, perlu dilakukan langkah-langkah antisipatif dalam melestarikan bahasa Gayo. “Melihat potensi tersebut, perlu dilakukan penguatan riset dan pendokumentasian Gayo secara keseluruhan. Apalagi, tentang bahasa Gayo. Karena, bahasa alat mendalami Gayo,” kata Dardanila, akademisi dari Takengon yang mengajar di Departemen Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara (USU), Sabtu (31/10/2015).

Oleh karena itu, aku alumni SMA Negeri 1 Takengon (1980) itu, dia akan menerbitkan buku tentang bahasa Gayo. “Saya tulis tentang pronomina bahasa Gayo, khususnya pronomina bahasa Gayo dialek Gayo Lut. Alhamdulillah, sudah selesai dan sedang dilayout. Mudah-mudahan, bulan depan sudah bisa terbit,” sebutnya, sambil melanjutkan, “Sekarang, saya lagi mengusahakan kata sambutan dari Ketua Departemen Sastra Indonesia, Dekan Fakultas Ilmu Budaya, dan Ketua Program Magister dan Doktor Linguistik USU.”

Dijelaskan calon Doktor Linguistik Historis Komparatif (LHK) USU tersebut, pronomina bahasa Gayo dialek Gayo Lut terdiri dari tiga bagian, yaitu pronomina persona (aku, kite, kami, ko, mu, kam, kam bewene, we, dan pakea), pronomina petunjuk (ini, oya, isi, dan iso), dan pronomina penanya (sahan, hana, dan sesi). Disamping itu, sambung ibu Dara Aqila dan Rayhan itu, pronomina bahasa Gayo dialek Gayo Lues terbagi atas pronomina sebenarnya dan pronomina tidak sebenarnya yang berfungsi sebagai alat penaut klausa untuk membentuk wacana.

“Diperkirakan ada 70 sampai 80 halaman. InsyaAllah bulan depan sudah terbit dan dilaunchingkan,” tuturnya. (AF)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.