M. Junus Melalatoa terima Tanda Kehormatan dari Jokowi

oleh

MJ-Melalatoa_Dikbud-1ANTROPOLOG berdarah asli Gayo, Prof. Dr. M. Junus Melalatoa (Alm) rupanya menjadi salahsatu penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan dari Presiden RI, Joko Widodo yang diserahkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Anis Baswedan saat acara Penghargaan Kebudayaan 2015 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa malam, 22 September 2015.

“Saya baru mendapat kabar, abang saya M. Junus Melalatoa, turut menerima penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan dari presiden Jokowi,” ungkap AS. Kobat, kerabat M. Junus Melalatoa kepada LintasGayo.co di kediamannya di Kebet Aceh Tengah, Senin, 12 Oktober 2015.

Pernyataan yang diutarakan dengan isak tangis haru ini, dibenarkan Pipin putra sulung penulis sekian banyak buku tentang Gayo tersebut. “Benar, ayah menerima penghargaan tersebut beberapa waktu lalu,” ungkap Pipin saat dikonfirmasi melalui telepon selularnya.

Bersama M. Junus Melalatoa yang dinilai berjasa karena sebagai penyusun ensiklopedi suku bangsa Indonesia, sejumlah tokoh turut menerima penghargaan dari berbagai kategori, diantaranya penghargaan Bintang Mahaputera Utama, Bintang Budaya Parama Dharma, Satyalancana Kebudayaan, Pelestari, Anak, Seni Tradisi, Perorangan Asing serta Pencipta, Pelopor dan Pembaru.

Para penerima penghargaan menirma pin emas, sertifikat dan uang tunai sejumlah Rp 55.000.000.

Sekilas Sosok M. Junus Melalatoa
Mengutip wisatadanbudaya.blogspot.co.id, sosok Prof. Dr. M. Junus Melalatoa, lahir pada 26 Juli 1932. Guru Besar Departement Antropologi Fisip, Universitas Indonesia dan pengajar antropologi kesenian di Institut Kesenian Jakarta. Semasa hidupnya tekun menginventarisir berbagai suku dan kebudayaan yang ada di Nusantara.

Salah satu sumbangan sahabat seniman fenomenal Ibrahim Kader ini, adalah dua jilid Ensiklopedi Suku Bangsa di Indonesia yang diterbitkan tahun 1995. Almarhum pernah menjadi guru besar luar biasa di Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia.

Mengingat M. Junus Melalatoa, maka akan tergambar detail dan seluk beluk kesenian Didong Gayo, dia mengupas secara lugas tentang segala hal yang terkait dengan kesenian yang sangat fenomenal ini.

Tidak hanya itu, antropolog ini juga sangat berperan dalam dunia kebudayaan nasional yang tidak pernah memandang isme dan suku, akurat dan tegas dalam tindakan yang akhirnya dia berikan pada siapa saja dalam format buku, artikel, dan lain sebagainya.

M. Junus Melalatoa meninggal dunia pada tanggal 13 Juni 2006 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, dalam usia 74 tahun. (Khalis)

Baca juga :
Nosoh Korik ala Bebujang Gayo
– M. Junus Melalatoa Putra Gayo Multi Aktuality

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.