STIHMAT Gelar Diskusi Penerbitan bersama Mahara Publishing

oleh

YusradiTakengon-LintasGayo.co : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Muhammadiyah Aceh Tengah (STIHMAT) menggelar dikusi masalah penerbitan. “Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lengkap dan mendalam soal penerbitan kepada dosen-dosen dan civitas akademika STIHMAT. Kita mengundang salah satu penerbit yang sudah masuk anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), Mahara Publishing, untuk sharing masalah ini,” kata Amna Zalifa, S.H., M.H., Ketua STIHMAT di Kampus STIHMAT Takengon, Rabu (31/9/2015).

Dengan demikian, sambung Amna, dosen-dosen dan mahasiswa diharapkan dapat menguatkan riset, publikasi, dan membukukan hasil penelitian dan tulisan-tulisannya. “Kita akan dorong supaya dosen dan mahasiwa untuk menulis, dan membukan karya tulisnya,” sebut Amna. Dilanjutkannya, ada beberapa penelitian untuk keperluan skripsi yang bagus. Salah satunya, hasil penelitian tentang PT. Aceh Tengah. “Bagus sekali hasil penelitiannya. Dalam konteks dokumentasi daerah, ini perlu sekali menyangkuat sejarah perjalanan dunia transportasi di Gayo. Selain mengulas sejarah PT Aceh Tengah, risetnya fokus ke masalah hukumnya,” sebutnya.

Di tempat yang sama, Direktur Mahara Publishing, Yusradi Usman al-Gayoni, mengungkapkan, banyak buku-buku dari Gayo yang tidak ter-base secara nasional di Perpustakaan Nasional RI. “Penerbit yang menerbitkan buku-buku penulis dari Gayo sepertinya tidak menyerahkan karya cetak/rekamnya ke Deposit Bahan Pustaka Perpustakaan Nasional RI. Padahal, masalah ini sudah diatur dalam Undang-Undang No.4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam,” katanya.

Akibatnya, terang Dosen STKIP Muhammadiyah Aceh Tengah (2007-2008) itu, buku-buku Gayo tidak terbase dan tidak bisa diselusuri. “Karena tidak terdeposit, akhirnya tidak masuk open public access catalogue (opac). Kalau sudah masuk opac, kapan pun, siapa saja, dan dimana saja bisa kita akses,” sebutnya.

Kemungkinan lain, ungkap peneliti dan penulis tersebut, penerbit menggunakan ISBN/barcode penerbit lain. “Pas ngurus ISBN/barcodenya, pake penerbit resmi, tidak berkerjasama. Saat cetak, yang muncul penerbit lain (tidak resmi). Ini kan menyalahi peraturan. Biasanya, ada oknum-oknum yang bermain. Ujung-ujungnya, duit. Kalau didepositkan, pasti bermasalah secara hukum. Terutama, kepada penerbit yang memberikan ISBN/barcode tadi. Otomatis, karya cetaknya tidak dimasukan ke deposit, pun itu sebetulnya jadi kewajiban penerbit. Karena, dari awal sudah bermasalah,” ungkapnya.

Dalam pengajuan ISBN/barcode, katanya, juga tidak dikenakan biaya. Prosesnya juga cepat. “Tapi, banyak kasus dijumpai, banyak penulis dan peneliti yang dimintai biaya pengurusan ISBN/barcode sampai 2-3 juta oleh oknum penerbit. Itu baru ISBN/barcode. Belum yang lain-lain. Padahal, biayanya gratis. Ngurus di bagian ISBN/katalog dalam terbitan (KDT) juga prosesnya ribet dan lama. Kurang dari 15 menit biasanya sudah selesai. Lagi-lagi, ini permainan oknum. Ujung-ujung, duit. Supaya penerbit mempercepat mengajukan ISBN/barcode tadi,” tegasnya.

Dalam diskusi itu, Yusradi Usman al-Gayoni, menegaskan, Mahara Publishing siap membantu penerbitan dan percetakan hasil-hasil penelitian dan buku-buku yang ditulis dosen dan masiswa STIHMAT. “Sejarah berdirinya Mahara Publishing juga tidak terlepas dari masalah pendokumentasian dan penerbitan naskah-naskah dari Gayo khususnya dan Aceh pada umumnya. Kita dorong, supaya kerja kolektif. Hasilnya, pendokumentasian Gayo bisa dimaksimalkan pada masa-masa mendatang. Pada akhirnya, tidak ada lagi sejarah kita yang hilang,” sebutnya. (FA)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.