Tragedi 1965 di Gayo Masih Sisakan Misteri dan Trauma

oleh
Mustawalad
Mustawalad
Mustawalad

Takengon-LintasGayo.co : Peneliti kasus tragedi 1965 khususnya di Tanoh Gayo, Mustawalad mengatakan tragedi tersebut masih tetap menyisakan misteri yang belum bisa terungkap sampai saat ini. Di Gayo sendiri efek dari tragedi 1965 jauh lebih dahsyat dari yang bisa dibayangkan oleh orang lain. Selain trauma yang mendalam, Gayo banyak kehilangan orang-orang dan tokoh-tokoh yang luar biasa, serta juga kehancuran pada strata ekonomi, politik dan budaya orang Gayo.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mustawalad terkait Tragedi 1965, salah satu akibat luar biasa dari tragedi 1965 adalah munculnya actor pelaku konflik yang mempunyai hubungan dengan tragedi 1965, pada saat konflik yang mendera dataran tinggi Gayo.

“Masyarakat Gayo hanya bisa maju kalau masyarakatnya bersatu, jadi dendam masa lalu harus dicari jalan keluar pemecahan masalahnya,” ujar Mustawalad.

“Sampai sekarang Pemerintah Republik Indonesia belum menemukan formula yang efektif serta produktif untuk menyelesaikan persoalan Tragedi 1965 di Indonesia, namun, sudah seharusnya para tokoh agama, tokoh masyarakat dan budayawan serta akademisi yang ada didataran tinggi Gayo mencari solusi untuk menghapus citra yang terlanjur melekat pada para korban tragedy 1965 di Gayo dengan memasukan kearifan local Gayo dalam penyelesaian masalahnya, sambil menunggu adanya solusi yang berkeadilan dari pemerintah Pusat,” timpal Mustawalad.

Juga menurut Mustawalad, pada saat tragedi 1965 munculnya adagium baru dalam pribahasa masyarakat Gayo yaitu Tilok wan opoh kerong. Tilok wan opoh kerong arti harfiahnya adalah menunjuk dari dalam kain sarung atau singkatnya melakukan fitnah terhadap seseorang.

Selain itu juga muncul istilah “Genap Singe Munge, Ageh Ne Sebelem” yang artinya Cukup! Jangan terulang lagi. Istilah Cukup Jangan Terulang Lagi, acap sekali dikumandangkan oleh aktivis dan korban pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di seluruh dunia dengan bahasa mereka sendiri tentunya.

“Dan sudah saatnya Gayo juga mengatakan Genap! untuk ketidak berpihakan kepada rakyat,” tutup Mustawalad.

(Rel)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.