Yusra Habib : Tragedi berdarah di Gayo 1904, Peristiwa Penting Sejarah Perang Aceh

oleh

IMG_20150919_212059Takengon-LintasGayo.co : Tragedi berdarah di Gayo pada tahun 1904 merupakan suatu peristiwa penting dalam perjalanan sejarah perang Aceh. Demikian kata salah seorang narasumber pada diskusi The Killing Field Gayo 1904, Yusra Habib Abdul Gani yang digagas media LintasGayo.co, Sabtu 19 September 2015 di Opsroom Setdakab Aceh Tengah.

Pernyataan ini disampaikan saat pemaparan diskusi sejarah kekejaman Jenderal Van Daalen di tanoh Gayo yang membantai 200 ribu lebih urang Gayo.

Dikatakan, sejarah penting ini karena ianya mempunyai ikatan emosional, moral yang berbuhungan langsung antara sejarah generasi masa lampau dengan generasi sekarang dan masadepan.

“Melihat konsteks inilah, ilmu sejarah memainkan peranan penting. Karena telah terjadi genosida pada urang Gayo pada kejadian tersebut,” ujar Yusra.

Yusra menambahkan, mulai dari Van Daalen masuk ke Gayo dan setelah menundukkan wilayah Gayo lainnya, banyak tentara Belanda yang mati, terutama di seputaran danau Lut Tawat. “Ini tidak pernah diekspose oleh Belanda, disinilah heroiknya urang Gayo dalam melawan Belanda,” tegasnya.

Oleh karena kurangnya kajian tercecer dalam catatan sejarah di daerah Gayo ini, hampir saja luput dari ingatan. “Peristiwa ini merupakan puncak dari rentetan kekejaman serdadu Belanda dalam perang Aceh, yakni terjadi di Gayo. Penyerangan yang terjadi selama 136 hari itu, hanya dikabarkan pihak Belanda dengan kematian 26 tewas dan 9 pasukan infanteri dan 273 lainnya luka berat,” terang Yusra.

Sementara katanya lago, di warga sipil Gayo ribuan korban jiwa. “Maka diskusi ini kita anggap penting,” demikian Yusra Habib Abdul Gani.

Pada diskusi tersebut, turut menjadi narasumber wartawan senior yang tengah melakukan napak tilas pada benteng-benteng yang ditaklukkan Van Daalen di Gayo, Iwan Gayo dan Bupati Aceh Tengah, Nasaruddin. Kegiatan ini dimoderatori oleh akademisi muda Gayo, yang kini tengah menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Laiden, Arfiansyah.

(Darmawan Masri)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.