Sastrawan Aceh Tulis Memo “UNTUK WAKIL RAKYAT”

oleh

Memo Untuk Wakil RakyatSolo-LintasGayo.co : Setelah sukses dengan buku “MEMO UNTUK PRESIDEN” pada tahun 2014, Komunitas sastra Surakarta kembali akan menerbitkan buku “UNTUK WAKIL RAKYAT”.

Sosiawan Leak koordinator penerbitan buku tersebut dari Surakarta memberitakan telah menerima ribuan naskah dari seluruh Indonesia, namun yang lulus kurasi hanya berjumlah 134 sastrawan termasuk empat di antaranya berasal dari Aceh. Di antara sastrawan tersebut adalah Salman Yoga S (Takengon), Sulaiman Juned, Soerya Darma dan Saiful Bahri (Banda Aceh), Mustiar. Ar (Meulaboh).

Lebih lanjut Sosiawan Leak menjelaskan penerbitan Antologi “MEMO UNTUK WAKIL RAKYAT” berangkat dari gagasan Abraham Lincoln (1809-1865) mengatakan bahwa hampir semua orang dapat bertahan menghadapi kesulitan, tetapi kalau ingin tahu watak seseorang, berilah dia kekuasaan (nearly all men can stand adversity, but if you want to test a man’s character, give him power).

Ungkapan Abraham Lincoln tersebut nyaris relevan dengan perilaku para wakil rakyat. Penguasa ternyata bisa berbuat apa saja atas nama rakyat. Setelah mereka terpilih dan dilantik, alih-alih berpikir dan bekerja demi kesejahteraan rakyat, namun justru berkelahi berebut kekuasaan di parlemen. Perilaku predatorik, yaitu naluri memangsa lawan politik dilakukan tanpa etika dan kesantunan, bahkan nyaris brutal. Bukan hanya itu, perilaku mereka dalam gedung parlemen pun sungguh tidak mencerminkan wakil rakyat, misalnya tidur saat sidang, sibuk dengan smartphone mereka, berkelahi, hujan interupsi tanpa terkendali, berteriak dan memaki, membolos sidang dengan sangat santai, dan sebagainya.

Yang paling dikhawatirkan banyak pihak adalah DPR sebagai wakil rakyat tak menghasilkan undang-undang yang pro rakyat. Pasalnya, DPR terpengaruh oleh kucuran dana pihak tertentu yang berkepentingan terhadap undang-undang yang tengah dibahas DPR. Belum lagi banyak anggota parlemen yang tersandung dan tersandera oleh kasus-kasus korupsi.

Terkait karya-karya yang lulus seleksi Sosiawan Leak menyampaikan animo penyair Indonesia yang ingin menyuarakan pikiran dan perasaannya terhadap kedudukan, kinerja, dan spirit anggota DPR sungguh besar. Hal itu dibuktikan dengan hadirnya karya para penyair dari seluruh Indonesia. Namun setelah melalui proses pembacaan dan kurasi dalam tempo sekitar 15 hari, akhirnya diputuskan bahwa puisi-puisi 134 penyair dapat kesempatan bergabung.

Gerakan Memo Penyair tidak hanya berhenti pada hajatan ini selama daya kritis penyair masih menemukan bentuk-bentuk penyimpangan dalam penyelenggaraan negara tercinta ini, kata Sosiawan Leak. [Rilis]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.