Wisata Takengon Jangan Lewatkan Puncak Bur Perulangen

oleh
Takengon dan danau Lut Tawar dari Bur Perulangen. (LGco_Khalisuddin)

Catatan Kha A Zaghlul

Takengon dan danau Lut Tawar dari Bur Perulangen. (LGco_Khalisuddin)
Takengon dan danau Lut Tawar dari Bur Perulangen. (LGco_Khalisuddin)

MENIKMATI keindahan panorama alam kota wisata Takengon dan Danau Lut Tawar tak hanya dari puncak Al Kahfi Pantan Terong di sisi barat, dari puncak Bur Gayo di sisi Selatan dan dari Bur Mendale disisi utara. Suguhan indahnya alam juga dapat disaksikan dari Bur Perulangen yang berlokasi sekitar 2-3 kilometer dari pusat kota dingin kopi tersebut.

Menuju Bur Perulangen dijamin tidak akan tersesat bagi walau yang masih sangat asing dengan kota Takengon. Cari saja perempatan jalan di ujung jembatan (Totor) Bale lalu belok dan lurus melewati kampung Asir-asir. Sekitar 1 kilometer disisi kanan jalan ada gedung Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) dan sekitar 100 meter akan ditemui persimpangan. Pilih jalan menanjak dengan ratusan pohon pinus berukuran sedang disisi kiri, dan itulah titik awal lokasi wisata Bur Perulangen.

Semakin jauh jalan yang ditempuh, maka semakin tinggi ketinggian tempat yang dipijak dan tentu makin luas panorama lembah Takengon yang dapat dilihat. Bukan hanya kota seluruh sudut kota dingin ini yang bisa dinikmati dari Bur Perulangan tapi juga hamparan perkebunan kopi kawasan Tensaran, Umang, Belang Gele dan Bies.

Panorama daerah aliran sungai Peusangan serta hulunya di Danau Lut Tawar dapat dilihat dari Bur Perulangen ini. Dan jika beruntung, kegagahan Burni Telong akan terlihat jelas jika tidak ada awan yang menghalanginya. Arak-arakan awan terasa begitu dekat dan malah serasa sejajar dengan kaki berpijak.

Masyarakat Tanoh Gayo yang dikenal hidup dengan kopi Arabikanya juga bisa ditemui. Sejumlah keluarga petani kopi sudah sejak lama berdomisili dikawasan ini. Mendirikan rumah ditengah hamparan kebun kopi.

Sungai Pesangen dan perkebunan kopi Belang Gele dari Bur Perulangen. (LGco_Khalis)
Sungai Pesangen dan perkebunan kopi Belang Gele dari Bur Perulangen. (LGco_Khalis)

Setelah puas nikmati pandangan mata burung (eye bird) hamparan luas lembah Takengon dan Danau Lut Tawar, perjalanan dapat dilanjutkan menuju puncak. Dari sini, mata akan kembali terbuai dengan pemandangan kawasan Pegasing yang dikenal dengan sentra produksi Nenas manisnya.

Lagi-lagi jika beruntung, akan dinikmati luasnya hamparan persawahan yang dipenuhi air karena sedang dalam proses olah tanah, atau menghijau karena baru ditanami padi dan sangat istimewa jika hamparan sawah tersebut sedang berbuah dan sedang menguning.

Sayangnya, perjalanan tidak bisa diteruskan dengan berkenderaan bermotor, roda dua atau empat. Sepanjang lebih kurang 300 meter lagi, jalan yang baru dibuka di tahun 2011 dari arah berlawanan dari Kampung Kayu Kul Pegasing dan sebagian besarnya masih berupa jalan tanah ini belum lagi tembus pembukaannya.

Berkenderaan ke Kawasan Bur Perulangen bukan tidak punya resiko. Pastikan power mesin dalam kondisi prima alias tidak ngadat karena tanjakan yang harus dilalui lumayan tinggi dan panjang. Selain itu juga pastikan rem tidak bermasalah alias blong. Jurang yang lumayan dalam dan tanpa penghalang selalu menganga menunggu korban.

Ke Takengon, jangan keliling Danau Lut Tawar saja, jangan puas setelah berkunjung ke Pantan Terong dan Atu Tingok Bur Gayo, rasakan berada di ketinggian serasa terbang di Bur Perulangen. Tentu saja pastikan juga berjalan-jalan ke kebun kopi warga setempat, dan rasakan citarasa kopi spesial “Arabika Gayo” yang banyak disajikan di coffee shop-coffee shop diseputaran Takengon.

LK. Ara
LK. Ara

Indahnya panorama dari Bur Perulangen, juga tergambar dari sajak seniman ternama putra Gayo, LK. Ara.

Bur Perulangen

ari bur perulangen
temas maten te mumanang
nge nenang
ku kute takengen
ku kampong kebayakan
ku wih si mampar
ku lut tawar

ari bur perulangen
mampat telas alam luwes
urum ate uwes
kite mumanang
bur bur telas, kampong dan  kute telas
telas kayu si rubu
telas jelen si naru
telas pante mupasir
den so i langit
si gere terjelgit
telas emun lagu munawe
berulon-ulonen.

Ari bur perulangen
Kengon mata ni Gayo
Reduk lagu mungene
Kune die nasip te

Bur perulangan, bur perulangan
Tuhen Maha Semayang
Nge mubagi kasih sayang
Ku kite urum alam

Banda Aceh, 11 Agustus 2011

[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.