Pacuan Kuda : Perayaan Moderen dalam Masyarakat Tradisional

oleh
Pacu kuda Gayo. (LGco_Munawardi)

Catatan Jamhuri*

Foto : Munawardi
Foto : Munawardi

SEPANJANG ingatan saya pacuan kuda di Gayo sudah ada, saya tidak tau kapan mulai kalau pacuan kuda dijadikan sebagai perayaan memperingati hari kemerdekaan. Yang jelas sampai hari ini pacuan kuda ditunggu oleh masyarakat dan dijadikan sebagai hiburan rakyat. (klik : Sejarah Pacu Kuda Gayo)

Sekarang pacuan kuda tidak hanya sebagai momen peringatan hari kemerdekaan tetapi juga sudah dijadikan sebagai peringatan hari lahirnya Kabupaten, di Bener Meriah dan di Gayo Lues. Sementara di Aceh Tengah memperingati hari jadi kota Takengon.

Kalau kita lihat tradisi pacuan kuda membawa perubahan nilai yang luar biasa kedalam pola pikir masyarakat Gayo, sehingga kita bisa menjadikan tradisi pacuan kuda sebagai acuan pola pikir orang Gayo menuju masyarakat modern yang bisa menghilangkan nilai kegayoan.

Perubahan yang terjadi hanya pada dua hal. Pertama pada kudanya, kuda yang dipertandingkan tidak hanya kuda lokal malah lebih didominasi kuda-kuda peranakan. Sehingga nilai orisinal pacuan kuda juga mulai berubah. Nilai yang maksudkan adalah nilai kepemilikan terhadap kuda yang diperlombakan.

Kedua adalah pemilik kuda tidak lagi didominasi oleh masyarakat kelas bawah tetapi lebih banyak kuda-kuda yang dimilik oleh mereka yang the have (orang beruang), akibatnya berubah nilai perlombaan dari perlombaan yang merasa memiliki menjadi tontonan yang kesannya hanya sebatas luasnya lapangan pacuan kuda.

Kalau dahulu kita masih teringat mereka yang menonton pacuan kuda disamping menjadikannya sebagai tontonan tetapi juga menonton termotivasi dengan kuda siapa yang akan dilombakan, kemudian masyarakat akan bercerita sesama mereka bagaimana kehebatan kuda dan juga mereka ingin mengetahui siapa yang mempunyai kuda beker setiap tahunnya.

Jadi kepopuleran kuda dengan pemiliknya akan terkenang dalam benak masyarakat umum, itulah maknanya masyarakat Gayo yang tradisional. Tetapi sekarang hal itu kita tidak temukan lagi kendati kita selalu membahasakan pacuan kuda di Gayo adalah pacuan kuda tradisional.[]

*Pengamat sosial budaya

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.