Jadilah Generasi Gayo Santun; Pesan “AS Kobat” Dirigent Lagu Wilhelmus

oleh

AS-KobatAS KOBAT, warga Kebet Aceh Tengah kelahiran 1932, saat penjajah Belanda masih bercokol di Gayo pernah diminta jasanya menjadi Dirigent atau Conductor lagu kebangsaan Belanda, Wilhelmus.

Kala itu usia AS Kobat sedang beranjak remaja, dia menjadi Dirigent di acara penting di markas Belanda saat itu, di rumah dinas Bupati Aceh Tengah saat ini.

“Mungkin karena orang Belanda tidak ada yang bisa saat itu, sehingga meminta saya menjadi Dirigent, bahkan sampai 3 kali acara resmi mereka, mungkin juga karena ada unsur politik Belanda sehingga mencari orang pribumi yang menjadi Dirigent-nya,” kenang AS Kobat yang bercerita di atas kursi rodanya di rumahnya di Kebet, Jum’at 14 Agustus 2015.

Atas jasanya tersebut, AS Kobat diberi upah, namun dia tidak ingat berapa jumlahnya. Dia mengaku tidak belajar khusus lagu Wilhelmus, namun sering mendengar dan kemudian bisa menyanyikannya dengan baik.

“Ekonomi sulit saat itu, kopi belum menjadi penghasilan urang Gayo, hanya di Bergendaal ada kebun kopi milik Belanda,” ujar AS. Kobat yang pernah mengajar di Sekolah Rakyat (SR) di Beureunuen, Pidie selama 3 tahun sejak 1956 hingga menjelang meletusnya gerakan Darul Islam pimpinan Tgk. Daud Beureueh.

Pesan Merdeka untuk Generasi Gayo
Kepada generasi muda Gayo, AS Kobat berpesan agar menjadi generasi berwawasan dan santun, terus menggali sejarah budaya Gayo dan menerapkannya dalam berperilaku.

“Kelemahan kami adalah tidak mencatat sejarah sehingga banyak sejarah dan budaya Gayo yang hilang. selain itu, penerapan budaya juga sudah sangat luntur. Momentum HUT RI ke-70 ini bangkitlah generasi muda Gayo, salahsatunya dengan bersemangat menambah wawasan dan membuat sejarah untuk perubahan Gayo lebih baik kedepannya,” imbau AS. Kobat.

Cara generasi muda membuat sejarah, pesan AS. Kobat dengan mengedepankan kesantunan sesuai yang diatur oleh agama Islam dan budaya Gayo. “Becerak enti sergak, remalan enti begerdak, mujangko enti munyintak, dan lain-lain, banyak peri mestike Gayo yang bisa jadi pedoman,” kata AS. Kobat yang beberapa kali sesungukan, terharu mengenang sulitnya masa perjuangan dan mempertahankan kemerdekaan. (Kha)

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.