Butiran Hikmah Cerpen Perempuan Berjangkat Utem

oleh

COver Berjangkat Utem

Oleh: Husaini Muzakir Algayoni*

Husaini-Muzakir“Orang hebat tidak akan pernah dilupakan oleh perkembangan zaman ialah dan dia akan terus dikenang walaupun ia telah meninggal dunia.”

Itulah kata-kata yang selalu terekam dalam pikiran penulis jika berurusan dengan dunia kepenulisan, iya itulah yang sebenarnya dengan hasil karya menulis seseorang akan terus dikenang dan tak pernah dilupakan oleh zaman dengan karya tulisannya. Orang-orang hebat nan berpengaruh mereka disimpan dalam sebuah karya dari hasil pena yang terurai dengan kata-kata indah yang membuat kita termotivasi ketika membacanya.

Banyak orang-orang hebat dikisahkan hidupnya melalui cerpen atau sebuah novel, seperti Novel Sepatu Dahlan yang mengisahkan hidup dalam keadaan kemiskian namun bisa bertahan hidup dan mempunyai tekad dalam hidup sehingga dari tokoh novel tersebut menjadi orang penting di negeri ini yaitu Dahlan Iskan yang pernah menjadi Menteri era-SBY.

Ada lagi novel terbaru dari Dedi Padiku dengan judul Mengejar-Ngejar Mimpi lagi-lagi kisah seorang anak miskin yang mempunyai impian besar dalam hidupnya namun untuk mencapai cita-citanya tersebut terdapat pekerjaan yang tidak mudah untuk dilakukan mulai dari tukang sopir, buruh pasar hingga buruh bangunan. Hal itu tidak mudah dibayangkan bahkan jarang sekali ada anak muda seperti yang ada dalam tokoh novel tersebut namun itu adalah kisah nyata, dari kisahnya itu; dengan kemiskinan namun mempunyai tekad yang kuat untuk meraih impian dalam hidupnya pada akhirnya ia sukses dalam hidupnya hingga bertemu dengan penulis terkenal Asma Nadia dan menjadi patnernya dalam dunia tulis-menulis.

Masih banyak lagi kisah cerpen maupun novel diangkat dari kisah hidup seseorang, kisah yang diangkat dalam karya tersebut bukanlah orang sembarangan; orang tersebut pasti mempunyai pandangan hidup yang konsisten serta mempunyai tujuan dalam hidup dan itu patut untuk dicontoh dan mengambil hikmah kehidupan dari orang-orang hebat tersebut.

Begitu juga dengan kisah dari cerpen “Perempuan Berjangkat Utem” karya Salman Yoga S, yang mengupas kisah hidup seorang perempuan yang tangguh untuk menafkahi anak-anaknya yang berjumlah selusin. Lagi-lagi perempaun itu hidup dalam kemiskinan namun ketegaran dan kesabaran dari seorang perempuan itu ia bisa menjalani hidupnya dengan penuh syukur walaupun pekerjaannya dibilang hina ketika itu yaitu menjangkat utem.

Ada tulisan yang menyentuh hati penulis hingga mata ini pun berkaca-kaca bahkan kalimat tersebut diulang-ulang ketika membacanya, “Tatapan mata sayu dengan alis yang renta, tertuju lurus ke langit-langit ruangan, dengan terbata-bata ia pinta, subhanallah, walhamdulillah , ya Allah perkenankan ketiga belas putra-putriku hadir dipembaringan ini.”
“laksa air jernih yang ampuh menghilangkan dahaga, bak kerinduan panjang yang terlunaskan seketika, do’a sederhana itu terwujud dalam hitungan satu hari. sekali lagi, dengan senyum lembut dari kerut kening dan bibir yang membiru, tangan kurus dengan tulang mengapung, ia sambut, peluk dan cium ketiga belas putra-putri berikut dengan menantu-menantu dan sejumlah cucunya dengan penuh cinta. melalui bahasa bathin ia mengatakan bahwa tugas dan amanahnya sebagai seorang ibu sekaligus pemimpin sejati nyaris dirampungkan.”

Alangkah bahagianya seorang ibu jika anaknya telah sukses dan bisa menyenangkan hatinya, hasil keringatnya dulu kini berbuah dengan kebahagian di usia senja dan telah berhasil mendidik anaknya dengan ketulusan dan naluri seorang ibu. Namun ada juga dalam kehidupan serba materi ini, ada anak yang tidak tahu diri dan melupakan ibunya ketika dia sudah sukses bahkan ketika ibunya sakit tidak ada yang menjeguknya karena urusan dinas maupun pekerjaan; raut wajah dari seorang ibu pasti kecewa dan sedih ketika anak-anaknya tidak ada yang mau menjeguknya.

Butiran-butiran hikmah kehidupan dari cerpen “Perempuan Berjangkat Utem” tersebut perlu kita renungkan dan hayati sehingga kita menjadi anak yang berbudi pekerti dan berakhlak mulia kepada sosok seorang ibu karena dengan cara apapun seorang ibu rela mengerjakan apapun hanya untuk anaknya tercinta, seorang ibu tidak akan pernah kata lelah untuk membiayai anaknya kuliah, seorang ibu rela tidak membeli apapun yang penting anaknya bisa belajar diperantauan, ibu adalah sosok yang hebat dalam kehidupan ini. Seperti yang tergambar dalam cerpen tersebut, bahwa sosok ibu yang ada dalam cerita tersebut dengan kelembutan jiwa besar seorang ibu melakukan pekerjaan yang paling berat yaitu mujangkat utem; berjalan dengan jarak lima belas kilo meter dan itu setiap hari dilakukannya. Itulah perjuangan seorang ibu dibalik lelahnya dia menyembunyikan lelah itu; patutlah sang pembuat karya dari cerpen tersebut ingin mengabadikan kisah ibunya dalam sebuh tulisan yang bernilai tinggi. Bahwa penulis cerpen tersebut tidak pernah melupakan jasa ibunya yang telah berjuang dengan begitu hebat.

Ibu adalah sosok yang hebat
Ibu bekerja begitu lelah namun menyembunyikan lelahnya itu
Apakah kita melupakan perjuangan sosok seorang ibu
Atau akan terus kita kenang sampai kapanpun
Karena ibu adalah sosok yang hebat

Patutlah kita mencontoh dari sang penulis cerpen tersebut bahwa kita juga harus menulis tentang kisah ibu kita walaupun tidak dibukukan tapi setidaknya pernah dengan selembar kertas dan pena diatas jari-jemari kita pernah menulis sosok seorang ibu yang begitu hebat dan orang hebat itu tak akan pernah terlupakan sampai kapanpun yaitu perjuangan seorang ibu.

*Penulis: Peminat Buku Cerpen dan Novel.

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.