Zaini Ingin Lepas “Bawar” Temuannya

oleh

Bawar ZainiZAINI, warga Merah Mege Atu Lintang Aceh Tengah ingin menjual Bawar yang ditemukan di kebunnya. Senjata tajam berujud sejenis rencong tersebut diduga peninggalan salahsatu kerajaan di Gayo. Alasan Zaini menjual barang “langka” tersebut karena sedang butuh modal membuka usaha bisnis kopi.

“Untuk apa saya menyimpan barang ini, lebih baik untuk memenuhi kebutuhan hidup kami, jika ada yang berminat silahkan hubungi saya,” kata Zaini beberapa waktu lalu.

Pun begitu dia menginginkan benda tersebut dibeli oleh Pemerintah setempat dan disimpan di Museum Gayo agar bisa dilihat dengan leluasa oleh masyarakat banyak. Juga untuk keperluan penelitian sejarah.

Berapa harga di tawar Zaini? dia tidak mau menyebutnya, “Lihat dulu barangnya, baru bicara harga,” katanya.bawar1_KHA_0202

Diceritakan, dirinya menemukan benda tersebut saat bertepatan dengan kenduri demokrasi Pemilihan Umum Kepala Daerah tahun 2012 silam. Penemuan Bawar yang merupakan tanda penguasa kerajaan di Gayo tersebut diawali dengan mimpi. Ada seseorang memintanya mengambil benda tersebut di salah satu tempat dalam kebunnya.

Saat itu Zaini menuruti permintaan tersebut malam itu juga dan ternyata benar, dia menemukan benda tajam bersarung dan bertangkai terbuat dari gading gajah.

Pengakuan Zaini, hingga saat ini dia belum mengetahui persis tentang asal muasal Bawar tersebut. Namun dari konsultasinya dengan sejumlah pihak yang dia anggap tau, bawar tersebut merupakan peninggalan kerajaan Linge.

Bawar Gagang_KHA_0192“Saya yakin bawar ini adalah salah satu peninggalan kerajaan Linge,” kata pemilik kebun kopi Arabika yang sering dijadikan sebagai tempat studi banding dan kerap dikunjungi wisatawan mancanegara ini.

Bawar tersebut kelihatan sangat terawat. Gagang berbahan gading gajah dengan tembaga kuningan berornamen dengan 10 batu hias yang kelihatan mewah. Sarungnya yang juga berbahan gading juga dihiasi dengan kuningan yang berornamen. Namun ornamen tersebut tidak sama dengan motif Kerawang Gayo yang dikenal sekarang.

Sementara mata bawar juga terlihat mengkilap tanpa noda karatan. Bentuknya persis mata rencong Aceh dengan ujung yang tajam.Bawar Gagang3_KHA_0193

Kata Arkeolog
Arkeolog dari Balai Arkeologi Medan Sumatera Utara, Ketut Wiradnyana mengapresiasi temuan benda tajam yang diduga sebagai Bawar (simbul kekuasaan bagi raja-raja di Gayo-red).

“Temuan itu barang yang bagus dan jelas berharga,” kata Ketut ketika dimintai tanggapannya.

Hanya saja. menurut peneliti yang menemukan benda pra sejarah Gayo di Loyang Mendale dan Ujung Karang Takengon ini, apa barang baru dalam artian beberapa puluh tahun lalu atau lebih lama lagi.

“Kalau dari foto tampak barang ini sangat rapi pembuatannya, artinya punya nilai yang tinggi, nah sekarang tinggal dicari umurnya, apa benar terkait dengan peninggalan lama, mungkin kerajaan linge?,” ujar Ketut. Dia juga ingin tau apakah barang sejenis terdapat di museum Aceh.

Bawar-Gagang2_KHA_0197Untuk mengetahui umur benda tersebut, maka prosesnya akan merusak barang tersebut dan kalau barang ini lama sebaiknya jangan dibersihkan dulu, siapa tahu ada platinanya.

“Itu lho warna hijau pada logam jika sudah lama, dan platina itu yang bisa digunakan untuk tahu umurnya, selain dengan mengambil bagian logamnya,” terang Ketut.

Proses yang harus dilalui untuk mengetahui barang itu asli lama atau baru, dijelaskan penulis buku Gayo Merangkai Identitas ini mesti di analisa Carbon Dating.

Selain itu, penting juga untuk tahu dimana ditemukan, di dalam tanah atau diatas tanah atau adakah aspek lain yang mendukung, seperti temuan lainnya misalnya. (Kha A Zaghlul)

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.