‘Nengkam Gerowaken’ Kegiatan Anak-anak Kayukul Pegasing Sambil Tadarusan

oleh

Catatan : Darmawan Masri*

Burung ruak-ruak, gerowaken
Gerowaken (Sumber : Internet)

Ada hal baru yang dilakukan anak-anak Kampung Kayukul, Kecamatan Pegasing, Aceh Tengah, mengisi tadarusan di Masjid. Jika ditahun-tahun sebelumnya, kebanyakan anak-anak yang tengah beranjak remaja di Kampung ini sering melakukan kegiatan-kegiatan seperti main bola di jalan dan main Kulen Temuni (petak umpet-red) serta bermain petasan, tahun ini kegiatan ini mulai ditinggalkan dan beralih ke kegiatan lain yang lebih positif yakni Nengkam Gerowaken (Berburu burung Ruak-ruak).

Letak masjid Al-Latifah, Kayukul yang dekat dengan sawah terdapat banyak burung yang biasa hidup di area rawa ini, sehingga kondisi itu dimanfaatkan oleh anak-anak setempat.

Sebenarnya, berburu Gerowaken bukanlah hal yang baru ditengah-tengah masyarakat Gayo, hal itu sudah dilakukan sejak lama.

Ide berburu Gerowaken di Kampung Kayukul muncul dari para pemudanya yang resah melihat pola tingkah laku anak-anak yang memiliki kebiasaan buruk saat berpamitan kepada orang tuanya untuk melaksanakan tadarus di Masjid.

“Biasanya mereka lari-lari di Masjid, main petasan dan main bola di halaman masjid serta di jalan raya, tentu kondisi ini mengganggu tetangga masjid, bukannya mengaji di dalam masjid malah melakukan kegiatan-kegiatan yang merugikan. Melihat itulah, pemuda disini berinisiatif mengisi tadarusan dengan hal-hal yang menarik,” kata Alda, tokoh pemuda setempat, beberapa waktu lalu.

Ditambahkan, setelah melakukan pembicaraan bersama beberapa pemuda lainnya, diambil kesepakatan mengajak anak-anak tadi berburu burung Ruak-ruak.

“Dengan berburu Gerowaken, kegiatan sebelumnya sudah tak ada lagi. Kami kira ini positif, berburu hanya dua atau tiga jam saja, kemudian hasilnya di panggang bersama-sama, sebagian anak ada yang mengaji, setelah itu semuanya langsung masuk masjid dan mengaji bersama, alhamdulillah kegiatan tak positif sudah enggak ada lagi,” ujar Alda.

Berburu Gerowaken Menggunakan Rekaman MP3

Ada hal unik yang dilakukan anak-anak ini. Tidak seperti berburu Gerowaken pada umumnya yang dilakukan masyarakat Gayo menggunakan senapan angin atau menggunakan anjing terlatih.

Anak-anak Kampung Kayukul berinisiatif berburunya menggunakan rekaman asli burung ruak-ruak yang sudah terformat dalam bentuk MP3.

Uniknya, setelah rekaman ini dibunyikan langsung disambut dengan suara burung ruak-ruak asli yang bersembunyi ditengah-tengah Bebelen (sisa potongan pada saat panen).

“Bersyukur pada Ramadhan tahun ini, sawah di belakang masjid sudah dipanen (Gayo : Lues Belang), sehingga burung nya banyak. Dalam sehari kami bisa menangkap, empat sampai lima burung,” kata Alda.

“Cara menangkapnya pun baru, yakni menggunakan rekaman MP3. Bisa di download di internet, anak-anak menikmatinya. Begitu suara rekaman dibunyikan ditengah-tengah gelap malam, burung asli langsung mendekat ke sumber bunyi, jika kita tidak bergerak, burung bisa langsung datang ke pangkuan, jadi tinggal tangkap aja. Hal ini berlangsung setiap malam,” ucapnya.

Dia bersyukur dengan adanya kegiatan baru ini, anak-anak mulai paham arti dari tindakan-tindakan yang merugikan lainnya. “Semoga kedepan moral anak-anak juga akan semakin lebih baik, saat ini kebanyakan sudah tak tahu bertutur lagi, yang tua tak lagi dihormati. Dengan kegiatan ini, pemuda lainnya memberikan pengarahan sambil panggang daging Gerowaken,” tandas Alda. []

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.