Turis Perancis ke Gayo, Penasaran setelah Cicip Kopi di Sabang

oleh
Turis Peranci di Loyang Mendale Takengon. (LGco_Kha@Zaghlul)

Catatan Kha A Zaghlul

Turis Peranci di Loyang Mendale Takengon. (LGco_Kha@Zaghlul)
Turis Peranci di Loyang Mendale Takengon. (LGco_Kha@Zaghlul)

SATU keluarga wisatawan manca negara memutuskan kunjungi Gayo gara-gara mencicipi nikmatnya kopi Gayo di ajang Sabang Fair 2015 beberapa hari lalu.

‘Sebelumnya kami tak pernah mengenal Gayo dengan kopinya, di Sabang kami nikmati kopi yang rupanya berasal dari Gayo, kami akhirnya memutuskan ke sini,” ujar Penneron, turis Perancis didampingi istri dan 2 orang anak saat berkunjung ke Loyang Mendale, Minggu 7 Juni 2015.

Dia mengaku kesulitan mencari referensi tentang Gayo, walau ada leaflet, juga tidak berbahasa Inggris. “Di Sabang dan Banda Aceh kami tidak menemukan informasi tentang Gayo sehingga menyulitkan saat akan ke Gayo,” ungkap Penneron.

Setelah berada di Takengon, mereka kembali mendapat kesulitan karena tidak menemukan infromasi tentang destinasi wisata. Pun demikian, mereka bersyukur, warga Gayo ramah-ramah sehingga mereka dapat menikmati nikmatnya kopi Gayo dan sedikit keindahan alam.

“Kemarin saya bayar Rp.150.000,- untuk becak selama 2 jam, kami dibawa keliling-keliling seputar kota,” kata dia.

Gayo indah terlebih dengan kopi arabika, sayangnya kurang diketahui di manca negara. Penneron menyarankan dibuatkan papan informasi wisata di bandara-bandara seperti di Sultan Iskandar Muda (SIM) Banda Aceh, Kuala Namu Sumatera Utara, Soekarno Hatta di Jakrta dan lain-lain.

Antusias dengan temuan-temuan sisa kehidupan pra sejarah di Loyang Mendale Takengon. (LGco_Kha@Zaghlul)
Antusias dengan temuan-temuan sisa kehidupan pra sejarah di Loyang Mendale Takengon. (LGco_Kha@Zaghlul)

Undur satu hari ke Ketambe
Rencananya, keluarga wisatawan ini akan berangkat ke Ketambe Aceh Tenggara, Minggu pagi 7 Juni 2015. Namun Sabtu malam 6 Juni 2015 diurungkan setelah berdiskusi dengan arkeolog Ketut Wiradnyana yang berada di Takengon untuk lanjutkan penelitian di Loyang Mendale. Mereka kebetulan menginap di hotel yang sama.

“Kami urung ke Ketambe, ada banyak informasi dari Ketut Wirandnyana tentang Gayo, dan ternyata betul, hari ini kami menyewa mobil beserta supir dan berkeliling ke sejumlah tempat di Aceh Tengah,termasuk Loyang Ujung Karang dan Mendale ini,” ujar Penneron.

Di Loyang Mendale, Penneron dan keluarganya mendapat penjelasan panjang lebar tentang kehidupan pra sejarah di Gayo dari Ketut Wiradnyana dan Taufiqurrahman yang sebelumnya menemani turis ini berkunjung ke Loyang Ujung Karang.

Mereka tampak sangat antusias mendengarkan penjelasan-penjelasan tentang lokasi dan temuan bukti kehidupan pra sejarah di Gayo.

“Beruntung kami undurkan perjalanan ke Ketambe, daerah ini kaya potensi, terlebih kopinya yang spesial,” ujar Penneron saat berpamitan dari Loyang Mendale.[]

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.