Penunggu Hutan

oleh

[Puisi] Bresman Marpaung

 

Penunggu Hutan I

katamu kita akan menebalkan belantara
melebihi rapat alis perempuan menggoda
selalu jadi bandingan cinta tak bertara
mengibas runtuh teguh mata daun berjaga

kaupun menanam maksud meninggi bibit cinta
di hamparan perasaan membusuk  luka
jalan pintas mengatup rintih tanah menganga
ingin merdeka mengobarkan bau rahasia  kita
dari tempat dibuang di jurang-jurang  kematian pertapa
secepatnya  tersekap oleh harum bunga-bunga
secepatnya didekap kerlingan rupa raflesia
meraup lapuk belantara  yang rubuh tergoda

katamu setubuh cinta kita telah menebalkan belantara
menenung kegaduhan orang bunian lelap tak karena mantra
semut beriringan telah tiba dari perjalanan menjauhi alis wanita
katamu meninggalkan perempuan kerontang kehilangan gelora
laki-laki  tergoda melepas pucuk berahi di payung rimba
(lelaki kota yang tak takut lagi pada penunggu menjelma
memang berduyun-duyun ke rimba sebab mendengar rayu suara)

aku mengintip, aku mengendap-endap ke tepi belantara
astaga! hanya ada tumpukan penunggu rimba dan pertapa
semut-semut itu membelah alis para pertapa
ramai-ramai memanggulnya ke kota
lelaki membelah penunggu rimba
memanggulnya ke kota

Medan 2015

Penunggu Hutan II

sepasukan burung menanam rahasia di tajuk rimba
sedalam persekongkolan  muasal lorong petaka
melamur cacat kelam hilang di lubang raga

melabuh siasat ke persembunyian sempurna
menjejali kesesatan pikiran pendekar kota
seharga kebingungan selinap di mata mereka
cerita keramat akal beranak hantu di cabang dua
mendebar-debarkan jantung tajuk strata
hendak membanting, bila mendekat siapa saja

lingkaran tahun perlahan  terbunuh bersama catatan peristiwa
siang dan malam berderit, dikerat  tinggal debu serbuk dupa
bau dan suaranya menyergap pemburu meraba rahasia
membawa roh bunian ke jelmaan batang hilang
mengerat tunggul dan menyangka telah memangsa manusia
manusia yang merampas mahkota rimba

orang-orang rimba tak berani menyebut kemana jasad petaka
meski tajuk  raib  serempak dari mata
sebab menyangka rombongan bunian selalu menjelma
menghadang dengan rupa tak tembus mata
membanting, bila mendekat penciuman siapa saja
memangsa, bila dekat keberanian siapa saja

Medan 2015

 

Bresman-Marpaung.Bresman Marpaung lahir di  Pematang Siantar, 15 April 1968. Menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di dikota kelahirannya, hingga diterima bebas testing melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) dan lulus dari Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin 1992. Ia telah menggeluti  dunia sastra sejak tahun 1984, menjuarai berbagai lomba baca puisi dan aktif dalam Ikatan Penulis/Penggemar Sinar Remaja Harian SIB sebagai Ketua Bidang. Saat mahasiswa menjadi Dewan Redaksi Buletin Kampus dan aktif mengirim puisi ke Radio Mercuclan Martapura Kalimantan Selatan hingga terpilih menjadi 20 Penyair Terbaik. Sejumlah karyanya telah dimuat diberbagai media seperti Harian Sinar Indonesia Baru, Harian Bukit Barisan, Harian Mimbar Umum, Mingguan Taruna Baru, Majalah Dunia Wanita, Harian Analisa Medan,  Harian Medan Bisnis, Buletin Jejak Forum Sastra Bekasi, Banjarmasin Post dan Harian Go Cakrawala Makassar. Bresman Marpaung saat ini menjabat sebagai Kas Pengembangan Kelembagaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada Balai Pengelolaan Hutan Mangrove Wilayah II Medan juga sebagai penanggung jawab Buletin ‘WANAMINA. [SY]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.