1 Jam Bersama Onot “Kemara Bujang”

oleh
Onot Kemara saat melatih siswa di Takengon bermain Teganing. (Ist)

Armi Arija

Onot Kemara saat melatih siswa di Takengon bermain Teganing. (Ist)
Onot Kemara saat melatih siswa di Takengon bermain Teganing. (Ist)

BEBERAPA waktu yang lalu disela-sela pelaksanaan Festival tari se Aceh yang selenggarakan oleh pemerintah kota Lhokseumawe ,yang kebetulan saat itu juga bang Onot ”Kemara Bujang” juga hadir dengan membawa rombongan sanggar seni Titah Aceh dibawah asuhannya.

Bang Onot begitu panggilan akrabnya dengan ramah dan penuh suasana kekeluargaan berbaur bersama kami ,dalam perbincangan tersebut banyak hal yang disampaikan oleh ceh kemara bujang ini, bang Onot mulai diskusi santai dengan mengeluhkan generasi muda  Gayo yang minim pengetahuanya mengenai adat, budaya, bahkan sejarah Gayo, jangankan sejarah peninggalan muyang datu, segi berbahasa saja sudah mulai ditinggalkan yang sekarang anak-anak muda sudah ramai berbahasa Indonesia .

Selanjutnya bang Onot mengatakan bahwa, banggalah menjadi urang Gayo, Gayo itu memiliki segalanya yang tidak dimiliki oleh daerah lain ,jika diibaratkan sebuah laboraturium mungkin inilah sebuah mega lab yang kesemuanya dapat diteliti apapun itu. Mulai dari masyarakatnya, adat seni, budaya dan sejarahnya. Kali ini bang Onot kembali mengelus dada seakan ada luapan kekecewaan yang kemudian disampaikan kepada kami yang bagi kami setelah mendengar seakan menjadi sengatan yang kemudian tersadar akan kondisi sekarang yang memang betul apa yang terjadi .mengenai hal ini bang Onot mengungkapkan kenapa sekali-kali selaku mahasiswa melakukan kunjungan ketempat bersejarah, seperti mengunjungi kerajaan Linge yang pernah megah dulu, mengunjungi makam Sengeda dan Bener Meriah, namun bukan hanya sekedar berkunjung saja, tapi cari tahu bagaimana kisah mengenai tempat-tempat tersebut, selain bertanya pada orang yang tahu megenai sejarah tersebut bisa juga menggunakan buku sebagai referensi dimana banyak sudah peneliti dan penulis yang mengkaji sejarah kita.

Selain sejarahnya, kita Urang Gayo harus bangga dengan kesenian  yang kita miliki, seperti Didong dan tari Guel, bang Onot selain mahir dalam Berdenang dalam kesenian didong beliau yang bisa dikatakan sebagai seorang koreografi tari Gayo dan ahlinya dalam tari Guel. Menurut paparan bang Onot tari Guel itu dalam setiap gerakanya syarat akan makna, demikian juga dengan Ddidong yang tidak ada di daerah lain dimanapun.

Didong adalah  kesenian  tradisional yang merupakan konfigurasi seni suara, seni sastra ,dan seni tari yang didalamnya terdapat nilai-nilai estetika .didong pada jaman dahulu digunakan sebagai media untuk dakwah serta penyampai pesan-pesan kehidupan bermasyarakat. Dari didong saja kata bang Onot menambahkan bahwa kita memiliki ceh-ceh legendaris sebagai maestro, sebut saja ceh Daman, To’et, Basyir Lakiki dan banyak lagi yang dari mereka juga banyak menciptakan lagu-lagu  puluhan bahkan ratusan  dari setiap mereka .

Selain itu untuk menambah kebanggaan kami bahwa Gayo adalah suku atau orang pertama yang dulan memasuki dan ini dikuatkan dengan beberapa versi yamg intinya bang Onot mengatakan bahwa Kerajaan Linge (di Buntul Linge, Tanah Gayo) lebih dulu Islam daripada kerajaan-keran jaan Aceh. Disebutkan juga Raja-raja yang memerintah di Aceh, merupakan keturunan Raja Linge. Seperti Meurah Silu adalah Sultan Malikussaleh (dalam bahasa arab), dia merupakan Orang Gayo yang menyatukan sejumlah kerajaan kecil di daerah Peureulak, yang akhirnya menjadi Sultan Pertama di Kerajaan Pasai yang berada di daerah Samudera Geudong, Aceh Utara.  Ini tidak perlu lebih dalam diceritakan karena sudah banyak litelatur yang membahas tentang hal ini  .

Diakhir diskusi kecil ini bang Onot berpesan banggalah menjadi urang Gayo, banggalah dengan apa yang kita miliki, Gayo itu adalah negeri tutur kembalikan kembali agar tutur-tutur di Gayo tidak luntur, akan martabat Gayo, booming-kan Gayo kepermukaan melalui apapun itu, terutama seninya, seperti apa yang selama ini dilakukan oleh beliau ini .

*Mahasiswa Gayo di Lhokseumawe

Comments

comments

No More Posts Available.

No more pages to load.