WAKIL ketua sekaligus juru bicara Persatuan Petani Kawasan Kaki Gunung Leuser (PPKK-GL) Maha Putra membantah apabila aksi ribuan petani di DPRK Aceh Tenggara dan dirinya saat berorasi menyebut-nyebut soal Aceh Leuser Antara (ALA), yang ada sebenarnya apabila Gubernur Aceh tidak dapat menyelesaikan permasalahan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dengan masyarakat petani, maka kami minta Aceh Tenggara berpisah dari Aceh.
“Tidak ada menyinggung tentang pemekaran ALA,” Kata Maha Putra melalui rilis yang dikirim ke LintasGayo.co, Selasa malam (28/4/2015).
Maha Putra membantah pemberitaan media LintasGayo.co berjudul “Tuntutan ALA Mengumandang Bersama Ribuan Petani Gunung Leuser” yang ditulis kalau dirinya menyebut tentang memperjuangkan Provinsi ALA sampai titik darah penghabisan, serta siap memikul senjata guna tercapainya provinsi ALA.
“Berita itu tidak benar dan merupakan tindakan provokatif terhadap pembiasan tuntutan petani,” tulis Maha Putra.
Tokoh pemuda Aceh Tenggara ini juga menyebutkan tuntutan rekontruksi tapal batas TNGL adalah harga mati buat para petani, dan dengan cara apapun akan dilakukan demi terwujudnya tujuan itu,”
“Kami terlatih dan terdidik dan sudah berpengalaman dibidang pertanian untuk menghijaukan lahan jadi tidak perlu lagi janji-janji penghijauan, biar kami saja yang menghijaukan hutan,” Kata Maha Putra seraya menunjuk hutan TNGL yang berada persis dihadapan gudung DPRK Aceh Tenggara.
Maha menjelaskan apabila pihaknya punya bukti video apabila dirinya tidak menyebutkan soal perjuangan ALA, yang ada murni soal perjuangan petani kaki gunung Leuser.
Aksi ribuan masa petani di depan Gedung DPRK dipicu oleh pembatalam sepihak keputusan bersama yang pernah ditanda tangani oleh MUSPIDA Aceh Tenggara, BPTNGL Wilayah II, Ketua PPKK-GL, Tokoh Masyarakat dan Tokoh Pemuda dan BBTNGL yang berpusat di Medan Sumatera Utara terkait kesepaktan tapal batas TNGL. (rilis)