Sekilas Kerawang Gayo Lokop Serbejadi

oleh
Baju Kerawang Gayo Lokop Serbejadi. (LGco_Ismail Baihaqi)

Oleh Ismail Baihaqi*

Baju Kerawang Gayo Lokop Serbejadi. (LGco_Ismail Baihaqi)
Baju Kerawang Gayo Lokop Serbejadi. (LGco_Ismail Baihaqi)

BAJU bermotif Kerawang Gayo di Lokop Serbejadi Aceh Timur yang biasa di sebut Baju Lokop telah menjadi kebanggaan suku Gayo karena telah mendunia namun sekarang ini kebanyakan kita lupa bahkan tidak mengetahui dari mana asal usul baju tersebut. Kapan pertama sekali diciptakan.

Tokoh adat dan budaya Gayo, Nyaksah yang juga sebagai ketua Majlis Adat Aceh (MAA) Perkauman Lokop Serbejadi pertengahan Maret 2015 lalu sekilas menuturkan baju Kerawang Gayo mulai dikenal Lokop Serbejadi Aceh Timur pada abad ke 12 Masehi di masa kepemimpinan Syech Mursyid Merah Habok yang kemudian dikenal dengan gelar Munyang Tualang. Dia seorang ulama yang berasal dari Linge keturunan dikukuhkan sebagai raja oleh rakyat.

Ide pertama munculnya motif Kerawang  Gayo berasal dari bunga pohon Gambir (Kacu:Gayo-red). Pohon ini hanya terdapat di daerah Lokop Serbejadi, tidak ditemukan di daerah Gayo lain baik di Gayo Lues, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Aceh Tenggara.

Motif Kerawang Gayo melambangkan peta wilayah Lokop Serbejadi dan  melambangkan sumber mata pencaharian masyarakat setempat dari persawahan dan kacu yang memiliki 4 kemukiman, Tualang, Jering, Bunin dan Simpang Jernih.

Peta penunjuk digambarkan dalam motif Kerawang Gayo tersebut, sisi depan menujukkan pemukiman Tualang dan Jering sementara di sisi belakang adalah pemukiman Bunin dan Simpang Jernih.

Motif tersebut warna dasarnya hitam menunjukan adat Gayo Lokop adalah kunci ibadah yang terdapat didalamnya hukum syari’at, hukum adat dan hukum akal.

Tokoh Adat dan Budaya Gayo di Lokop Serbejadi, Nyaksah. (LGco_Ismail Baihaqi)
Tokoh Adat dan Budaya Gayo di Lokop Serbejadi, Nyaksah. (LGco_Ismail Baihaqi)

Selain itu terdapat  beberapa warna lain, merah menandakan keberanian, hitam perlambang pantang menyerah, biru tanda kesetiaan, putih untuk kesucian, kuning lambang kejayaan dan warna hijau bermakna kesuburan.

Selanjutnya ada motif berbentuk rumah adat dan sesirung atau sesirung tupang yang di sebut Jema Opat yaitu Reje (raja), Sudere (saudara), Urang Tue (orang tua) dan Pegawe (Imam)

Reje yang berpangkat suket ku are pas opat kal, sipet ku seta  pas roa jengkal. Sudere merupakan pong mupakat sara umah, pong mugenap sara belah (musyawah dalam keluarga pihak laki laki dan dari pihak perempuan).

Sementara Urang Tue berperan si sidik sasat yakni mencari kebenaran berita, berlaku benar berpapah, salah bertegah (membimbing dan menegur).

Imam (Pegawe, Imem), tugasnya metihi Hadist urum firman, metihe sah urum batal, metihe halal urum haram, makruh urum mubah, tasike mu huruf  i bacan ta si mubaris i ejan.

Hukum adat yang ada di Gayo dan masih berlaku hingga saat ini digambarkan dalam motif dan warna jahitan baju Kerawang Gayo dan Baju Bebunge.

Selanjutnya dijelaskan Nyaksah tentang Bulang Pangkah yang merupakan padanan baju adat Gayo. Memiliki 3 macam warna yaitu putih, merah dan hitam. Dalam pemakaiannya, Bulang ini juga di bagi 2 . Pertama, warna hitam yang boleh memakainya adalah para pemimpin mulai dari gecik, mukim, camat, bupati, gubernur hingga presiden. Sementara untuk warna putih dan merah, siapa pun boleh memakainya, tidak ditentukan serta bersifat umum.

Satu hal lagi, dalam penamaan sebenarnya baju adat Kerawang Gayo di Lokop Serbejadi di bagi 2, baju Bebunge atau disebut juga baju Lokop dipakai untuk tari Bines yang dilakoni seberu (pemudi). Dan baju Betiang dipakai oleh para penari Saman yang dilakoni Sebujang (pemuda).[Kha]

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.