Pesan untuk Generasi Muda

oleh

Oleh: Siti Aminah

Siti-Aminah-2Tulisan ini saya buat bukan untuk menggurui para pembaca. Khususnya adik-adik generasi muda Gayo. Hanya serpihan harapan bagi yang sedang duduk di bangku sekolah.

Beberapa hari yang lalu, pasca saya telah lulus Magister negeri bambu ada beberapa orang menanyakan kepada saya terkait peluang beasiswa, dan bagaimana cara meraihnya. Ada juga yang berkeluh kesah karena merasa tidak mampu secara ekonomi. Bukan hanya itu, permasalahan yang penulis terima juga terkait dengan bahasa Inggris minim, dan larangan orang tua untuk pergi kuliah di luar daerah. Penulis sangat merespon baik terhadap apa yang dirasakan oleh adik-adik siswa-siswi sekolah maupun mahasiswa yang ada di Aceh, termasuk Gayo. Pasalnya semua permasalahan yang diajukan Alhamdulillah sudah pernah penulis lewati sebelumnya.

Berbicara peluang beasiswa, kita melihat banyak sekali peluang beasiswa pemerintah baik dalam negeri maupun luar negeri. Permasalahannya adalah tidak semua dari kita bisa literasi terhadap semua informasi terkait keinginan kita termasuk untuk meraih beasiswa itu sendiri. Padahal kita sedang dihadapkan dengan dunia maya yang menyajikan semua informasi di dalamnya. Hanya saja, kita belum terlalu serius untuk bersunguh-sungguh menggali dan mencari informasi terkait program beasiswa tersebut.

Permasalah kedua mengenai kendala dalam berbahasa Inggris. Ini adalah masalah umum yang dirasakan oleh pelamar beasiswa Luar Negeri (LN). Masih banyak mahasiswa yang bermimpi melanjutkan kuliah di LN, namun persyaratan yang di minta harus mempunyai Score Toefl dan Iels. Bagaimana mungkin kita bisa mencapai tujuan kita, kalau dengan teofl saja sudah alergi? Pastinya belum apa-apa sudah men-justice diri sendiri sebagai orang yang tipe quitter. Artinya, belum berjuang sudah menyerah. Lakukanlah step by step. Mencoba beberapa kali tidak menjadi masalah, asal sudah berusaha semaksimal mungkin. Nothing not impossible if you believe with yourself. Kebodohan itu tidak berlarut-larut, akan menjadi cerdas karena selalu mengulangnya. Termasuk meningkatkan nilai toefl.

Masalah terakhir adalah tentang izin orang tua. Ini memang sedikit berat. Namun, semua jadi mudah kalau tahu caranya. Orang tua menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya. Tak ada orang tua yang ingin anaknya jatuh di lubang yang salah.

Harapan terbesar orang tua adalah kebahagian dan kesuksesan semua anak-anaknya. By the way mereka akan selalu memberimu pengawasan,batasan-batasan, agar anak-anaknya berada di atas nilai-nilai yang benar.

Saya akan menjelaskan mengenai perbedaan izin dan restu. Karena sering kali kita berambisi untuk meraih impian namun tidak mempertimbangkan izin dan restu dari kedua orang tua kita. Jika orang tua sudah melarang beberapa kali, sebaiknya didengarkan apa yang mereka katakan. Saya yakin engkau akan terus meminta sampai mereka memberikan izin agar permintaanmu dikehendaki. Sebagai orang tua mungkin ia tak ingin mendengar ucapan yang berulang-ulang dengan tema yang sama yang kau ajukan kepada mereka. Sehingga ada saatnya mereka memutuskan untuk mengizinkanmu untuk pergi. Banyak diantara kita merasa bangga karena keduanya telah memberikan izin. Tetapi, kamu tidak memperhatikan bagaimana ekspresi dan raut wajah kedua orang tuamu.

Sahabatku yang baik. Saat itu kita tak sadar, meskipun kedua orang tua kita sudah mengizinkan kita untuk pergi. Namun belum ada tanda-tanda restu (ridha) dari-Nya. Bukankah  Ridha Allah itu tergantung kepada ridha kedua orang tua kita? Nah saran saya jangan minta izin, tetapi minta ridha. Kalau mereka belum meridhaimu maka jangan pernah melangkah. Karena jalan yang akan kau tempuh akan penuh duri-duri yang akan menyulitkan dirimu sendiri. Jika engkau masih ingin meraih impianmu, maka berikanlah pemahaman kepada mereka. Sikapmu selama ini kepada kedua orang tuamu sangat mempengaruhi mereka untuk melepaskan menjadi anak mandiri. Dari itu, butuh strategi dan taktik untuk melakukan pendekatan kepada keduanya. Sehingga apapun yang kau tempuh dalam hidup ini sesuai dengan kerelaan hati mereka. Bukan hanya mengandalkan ambisi dan keegoan dirimu sendiri.

Saya tak pernah berpikir bagaimana cara mewujudkan mimpi-mimpi saya. Selama ini saya hanya hanya bermain dengan alam, merealisasikan apa yang saya pikirkan. Menjalankan apa kata hati saya, kemudian meminta kepada sang pencipta agar ditunjukkan jalan menuju impian saya. Sebagai genarasi muda, pergunakanlah waktumu sebaik mungkin. Kesuksesanmu hari ini berawal dari kesungguhanmu untuk mencapai semua mimpimu. Apapun itu. Engkau harus percaya bahwa Allah tidak akan mengubah suatu kaum, jika kaum itu tidak mengubah nasibnya sendiri. Mengutip kata imam Syafi’i “anakku jika saat ini engkau banyak menderita karena belajar, maka jangan mengeluh jika engkau miskin karena kebodohan”.

Penulis adalah Mahasiswi Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Central China Normal University (CCNU) Tiongkok.

Comments

comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.